"Kamu—"Belum sempat Baim menyelesaikan kata-katanya, Laura melangkah maju dengan langkah tajam. Tangannya mencengkeram kerah kemeja Baim, menariknya mendekat—dan tanpa memberi ruang untuk berpikir, bibirnya menabrak bibir suaminya.Ciuman itu bukan cerminan rindu, melainkan ledakan kepemilikan yang membara. Lidahnya menelusup liar, menuntut, mendesak, seolah ingin membakar semua keraguan. Ia mencium Baim bukan hanya untuk merasakan, tapi untuk menunjukkan sebuah kekuasaan pada Ayu.Ayu berdiri mematung, dadanya terasa sesak. Ada sesuatu yang dingin mengalir pelan dari dadanya ke perut—rasa yang tak ia ingin kenali, tapi tak bisa ia tolak: cemburu. Matanya membeku, namun tak bisa berpaling. Ciuman itu mengiris, menusuk lembut seperti belati yang tersenyum. Di balik gairah yang memekik dari bibir Laura, Ayu bisa melihatnya—tatapan singkat, penuh kemenangan.Laura menarik diri perlahan, membiarkan suara ciuman yang basah dan provokat
Last Updated : 2025-04-14 Read more