"Lalu, di mana si kembar?" tanya Ayu. Suaranya parau, wajahnya menyimpan luka yang sulit disembunyikan."Fatma dan Sari sedang berusaha menenangkan mereka, Yu," jawab Mak Ti dengan lembut.Bik Imah menambahkan, "Iya, Non. Mereka sering rewel sejak Non Ayu pergi dari rumah ini."Ayu mengangguk pelan. Ia membalikkan badan, menatap Baim dengan sorot mata penuh harap."Mas… tolong ke rumah sakit. Susul Mbak Laura. Ajak dia pulang, ya? Bilang… aku sudah kembali."Tanpa banyak bicara, Baim mengangguk dan segera melangkah keluar.Ayu bergegas menuju lift, jantungnya berdegup tak karuan. Lantai tiga. Tempat dua buah hatinya menunggu.Begitu pintu kamar bayi terbuka, Ayu nyaris terhenti di ambang pintu. Tangis dua bayi menyeruak, memecah udara—keras, pilu, seolah memanggil-manggil seseorang yang tak kunjung datang.Fatma dan Sari sibuk menggendong si kembar, wajah mereka letih, mata sembab.Napas Ayu tersengal. Langkahnya goyah saat ia mendekat, lalu berlari kecil, seakan ingin memeluk seluruh
Last Updated : 2025-05-25 Read more