"M-Mbak Laura... sejak kapan di sini?" suara Ayu nyaris tenggelam, menggantung di ujung lidahnya.Tubuhnya kaku di ambang pintu kamar. Pandangannya tertumbuk pada sosok Laura yang berdiri di belakang Umi Euis, seolah baru muncul dari bayangan.Jantung Ayu mencelos. Bagaimana dia bisa tahu aku tinggal di sini?Laura melangkah maju dengan senyum yang tak menyentuh matanya. Gerakannya tenang, terlalu tenang. "Sudah lumayan lama. Aku memang sengaja menunggu Baim pulang."Mata Ayu membesar. Bahunya naik turun, napasnya mulai tak teratur. "Jadi...""Sudahlah, jangan bicara di sini." Suara Umi Euis memotong, lembut tapi tegas. "Ayu, ajak tamu kamu ke ruang tamu, ya.""I-iya, Umi..."Langkah Ayu terdengar ringan tapi terburu. Suaranya menyisakan gema samar di sepanjang lorong. Laura menyusul, pandangannya menyapu dinding pucat, karpet usang, dan rak sepatu yang sedikit miring. Seulas senyum tipis muncul di bibirnya, entah mengejek atau sekadar menilai."Silakan duduk, Mbak," ucap Ayu sambil m
Last Updated : 2025-05-16 Read more