Yasmin sedang duduk di ruang keluarga bersama anak-anak. Dua bocah itu searang tidak bisa diam. Bahkan sudah empat orang yang menjaga tetap kewalahan. Terutama Boy sangat aktif, berusaha naik kursi, lalu turun lagi.“Dulu Barra kayak begini, Yasmin. Persis Boy, tidak bisa diam. Mami sampai stress. Aapalagi semua anak Mami laki-laki, kalau berantem, main pukul-pukulan.”Ibu susu itu terkekeh mendengarnya. Dahulu dia memang ingin sekali melihat buah cintanya tumbuh dengan baik. Sekarang, dia hanya bisa menyaksikan anak susunya tumbuh sehat. Miris, tetapi Yasmin tetap senang.“Tapi Cleo agak kalem, Mi. Mirip siapa, ya?” tanya Yasmin.Kezia memicingkan mata, mengamati cucu cantiknya itu yang sedang sibuk meraih camilan dari toples.“Siapa, ya? Mungkin Berliana,” ujar Kezia, “tapi makin besar mukanya dia lebih mirip … umm ….” Kezia pun tersenyum pada akhirnya, sebab menilai Cleo tidaklah sama dengan anak-anak dahulu.Kezia tidak pernah menaruh curiga apa pun. Keinginannya untuk memiliki cuc
Terakhir Diperbarui : 2025-05-11 Baca selengkapnya