begitu memasuki ruangan terlihat tubuh tua terbaring lemah dengan berbagai alat medis terpasang di tubuhnya. Matanya setengah terbuka, napasnya berat dan terputus-putus. Tapi ketika Dirga mendekat, ada sedikit cahaya di matanya. “Oma…” bisik Dirga sambil berlutut di sisi ranjang, menggenggam tangan keriput itu. Wajah sang Oma bergerak sedikit, bibirnya terbuka samar. “Dir… ga…” suara itu begitu pelan, tapi cukup untuk membuat mata Dirga berkaca-kaca. “Cu.. Cucu Oma akhirnya datang.” “Iya, Oma. Ini Dirga… Dirga udah di sini,” jawabnya serak. Tangannya menggenggam tangan sang nenek lebih erat, seolah ingin menyalurkan sisa tenaga yang dia punya. Di belakangnya, Naykilla berdiri diam. Terlalu takut untuk mengganggu, tapi terlalu tersentuh untuk berpaling. “Maaf ya, Oma telat…” Dirga menunduk, air matanya menetes satu per satu. “Dirga minta maaf…” Sang nenek hanya menggeleng perlahan, lalu dengan susah payah mengangkat tangan satunya untuk menyentuh wajah cucunya. “Kuliah.. Dirga b
Last Updated : 2025-05-01 Read more