Share

15

Penulis: SUNBY
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-13 23:47:40
“Glek..” Dirga menghabiskan segelas air dingin untuk melegakan tenggorokannya yang kering setelah menghabiskan waktu hampir satu jam untuk mandi. Beberapa tetes air berjatuhan dari rambutnya yang berantakan.

Tak.. tak.. tak..

Jarinya mengetuk meja makan sembari berpikir, apakah malam ini akan tidur bersama Naykilla? Ah, sepertinya tidak. Kejadian tadi pagi dimana mereka berpelukan saat baru bangun membuat tingkah laku Naykilla menjadi canggung lagi. Gadis itu seperti menjaga jarak dengannya.

Setelah lama berpikir Dirga pun memutuskan untuk mengetuk satu-satunya pintu kamar di unit apartemen itu.

Ketukan pertama dan kedua tidak ada sahutan sama sekali dari dalam. Dirga diam sebentar. Mungkin saja Naykilla sudah tidur, kan?

Saat hendak berbalik tiba-tiba pintu terbuka. Pandangan Dirga terkunci pada penampilan Naykilla yang mengenakan kaos putih besar miliknya. Di tubuh Dirga kaos itu tampak pas sempurna tapi berbalik jika di gunakan oleh Naykilla.

Jari jemari Naykilla m
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Dear Dirga   18

    Dirga menyandarkan bahu lebarnya di kursi kayu kelas, kemudian menghela napas berat. Matanya menatap kosong ke luar jendela di mana cuaca tampak begitu mendung. Dia merasa beruntung hari ini mengenakan jaket tebal, jika tidak mungkin tubuhnya akan semakin meriang. Atau mungkin seharusnya dia tidak masuk kelas hari ini. Di lihat secara fisik Dirga memang kuat. Dia tinggi serta punya tubuh yang atletik. Siapa pun pasti akan menghindari masalah dengan laki-laki tersebut karena takut akan kalah kalau-kalau Dirga mengajak untuk bertarung. Tapi sayangnya, sekuat-kuatnya Dirga akan tumbang juga karena demam. Dirga melirik jam tangannya. Dia hanya perlu bertahan dua jam saja setelah itu bisa langsung pulang dan beristirahat. “Lo keliatannya murung banget, Ga.” Rafi mendekatkan tubuhnya lalu berbisik, “Enggak dapet jatah dari bini, ye?” Dirga berdecak kesal dan mendorong Rapi agar menjauh darinya. Boro-boro mendapatkan jatah, tidur pun mereka pisah. Naykilla di kamar sementara Dirga

  • Dear Dirga   17

    Dirga menatap tajam jam dinding yang sedang menunjukkan pukul delapan tepat. Sudah semalam ini Naykilla juga belum pulang. Bahkan gadis itu susah untuk dia hubungi sejak siang tadi. Dirga menatap tajam jam dinding yang sedang menunjukkan pukul delapan tepat. Sudah semalam ini Naykilla juga belum pulang. Bahkan gadis itu susah untuk dia hubungi sejak siang tadi. Ponselnya aktif, tapi tak sekalipun membalas pesan atau menjawab telepon. Dan itu cukup membuat Dirga gelisah.Ia berdiri dari sofa apartemennya dan berjalan mondar-mandir seperti harimau dalam kandang. Pikirannya bercabang ke berbagai kemungkinan. Marah? Khawatir? Bingung? Semua rasa itu menumpuk jadi satu dan membuatnya ingin segera mencari Naykilla ke mana pun gadis itu pergi.Sambil menghela napas panjang, Dirga akhirnya mengambil kunci mobil dan jaket hitamnya. “Kalau sampai dia kenapa-kenapa, gue enggak bakal maafin diri sendiri,” gumamnya, lalu bergegas keluar.Saat dirinya hendak membuka pintu, pintu tersebut sudah

  • Dear Dirga   16

    Naykilla berlari di sepanjang koridor menuju kelasnya. Hari ini dia memutuskan untuk masuk kuliah setelah beberapa hari absen. Dan pagi ini dia sudah di pastikan telat di kelas pertamanya. Pelakunya sudah pasti Dirga.Mereka berdebat panjang tentang dengan siapa Naykilla berangkat ke kampus. Naykilla sudah mengatakan bahwa dia akan pergi sendiri sementara Dirga tetap kekeh bahwa mereka harus pergi bersama. Dan perdebatan itu di menangkan oleh Dirga. Tapi dengan syarat Dirga harus memarkirkan mobilnya di parkiran belakang gedung fakultas, di sana tidak banyak orang yang mau memarkirkan kendaraan mereka karena letaknya agak jauh dari pintu keluar.Langkah kaki Naykilla terdengar tergesa di sepanjang lorong kampus yang mulai lengang. Napasnya terengah, keringat membasahi pelipis meski pagi belum terlalu panas. Ia menatap jam di ponselnya dan mendecak kesal. Sudah lewat sepuluh menit dari jadwal kelas dimulai.“Gara-gara Kak Dirga, gue jadi kayak anak kecil diantar orang tuanya,” gerut

  • Dear Dirga   15

    “Glek..” Dirga menghabiskan segelas air dingin untuk melegakan tenggorokannya yang kering setelah menghabiskan waktu hampir satu jam untuk mandi. Beberapa tetes air berjatuhan dari rambutnya yang berantakan. Tak.. tak.. tak.. Jarinya mengetuk meja makan sembari berpikir, apakah malam ini akan tidur bersama Naykilla? Ah, sepertinya tidak. Kejadian tadi pagi dimana mereka berpelukan saat baru bangun membuat tingkah laku Naykilla menjadi canggung lagi. Gadis itu seperti menjaga jarak dengannya. Setelah lama berpikir Dirga pun memutuskan untuk mengetuk satu-satunya pintu kamar di unit apartemen itu. Ketukan pertama dan kedua tidak ada sahutan sama sekali dari dalam. Dirga diam sebentar. Mungkin saja Naykilla sudah tidur, kan? Saat hendak berbalik tiba-tiba pintu terbuka. Pandangan Dirga terkunci pada penampilan Naykilla yang mengenakan kaos putih besar miliknya. Di tubuh Dirga kaos itu tampak pas sempurna tapi berbalik jika di gunakan oleh Naykilla. Jari jemari Naykilla m

  • Dear Dirga   14

    “Lo ngapain di sini?!” tanya Dirga sekali lagi karena tidak kunjung mendapatkan jawaban dari Nadia Nadia pun terkesiap. Dia segera mengendalikan ekspresi terkejutnya karena melihat sosok asing yang bersembunyi di balik tubuh Dirga yang besar itu. Ini kedua kalinya dia melihat Naykilla dan kali ini lebih jelas. Dengan cepat bola matanya menatap dari atas hingga ke bawah. Dia seperti sedang memindai penampilan Naykilla lalu menyunggingkan senyum. “Aku ikut Ibu ke sini. Kemarin setelah dengar kabar kalau Oma meninggal aku langsung datang ke kota dari kampung. Aku khawatir sama kamu Dirga. Dan sekarang, seperti yang kamu lihat..” Nadia mengibaskan rambut panjang bergelombangnya. “Aku di sini buat mastiin kalau kamu baik-baik aja setelah beberapa hari yang lalu aku sulit banget cari celah buat nemuin dan ngobrol sama kamu.” Naykilla mendongakkan kepalanya untuk melihat bagaimana ekspresi Dirga. Dan jelas, Dirga tampak tidak senang. “Gue engggak suka apartemen gue di datangin orang asing

  • Dear Dirga   13

    Naykilla mengigit ujung jarinya, dia merasa gugup. Sementara Lina sibuk memasukkan beberapa pasang baju ke dalam koper berukuran besar. “Bunda...” Naykilla memanggil setengah merengek Lina menoleh kebelakang dan mengangkat alisnya melihat sang anak meringkuk di sudut ranjang. “Kamu kenapa lagi sih, Nay?” Naykilla menghela napas pelan. Dia semakin mengeratkan pelukannya pada boneka kesayangannya. “Tolong bilangin dong sama Dirga. Nay belum siap tinggal serumah sama dia.” Bulu kuduk Naykilla merinding membayangkan akan tinggal satu atap dengan seorang Dirga untuk selama-lamanya. Dua hari yang lalu sudah dia habiskan dengan Dirga dan tidur di rumah mewah oma-nya, dan itu luar biasa berat bagi Naykilla. Menjadi seorang istri dadakan membuatnya tidak tahu harus berbuat apa dan harus melakukan apa. Dan begitu juga dengan Dirga. Interaksi mereka berdua begitu canggung. “Nay! Gimana ceritanya suami istri enggak serumah? Kamu jangan aneh-aneh, deh.” Lina melanjutkan kembali kegiata

  • Dear Dirga   12

    Hari itu berjalan dengan begitu cepat dengan banyaknya hal yang terjadi. Dirga sendiri masih merasa di awang-awang antara mimpi dan tidak. Dia bahkan tak tahu harus merasakan apa hari ini. Pernikahannya beriringan dengan hari kematian nenek tercintanya.Tak terhitung sudah berapa kali Dirga menerima ucapan bela sungkawa dari kerabat dekat maupun tamu undangan yang datang. Setiap kali ada yang menyampaikan dukacita, Dirga hanya bisa mengangguk lemas, senyum tipis terpaksa menghias bibirnya."Dirga.." Janne mendekat. Menatap kasihan putra semata wayangnya harus menghadapi hari yang begitu berat ini.Jas hitam yang tadinya rapi sekarang sudah tak berbentuk lagi. Dasinya sudah berantakan bahkan jas-nya pun sudah tak dia kenakan lagi."Udah tengah malam. Istirahat sana." Ucap JanneDirga menggeleng pelan. "Nanti, Mi. Masih ada beberapa tamu yang datang."Janne tersenyum lembut. "Tapi Naykilla nungguin kamu, Dirga."Tubuh lelah Dirga tersentak. Dia seperti melupakan status barunya yang suda

  • Dear Dirga   11

    begitu memasuki ruangan terlihat tubuh tua terbaring lemah dengan berbagai alat medis terpasang di tubuhnya. Matanya setengah terbuka, napasnya berat dan terputus-putus. Tapi ketika Dirga mendekat, ada sedikit cahaya di matanya. “Oma…” bisik Dirga sambil berlutut di sisi ranjang, menggenggam tangan keriput itu. Wajah sang Oma bergerak sedikit, bibirnya terbuka samar. “Dir… ga…” suara itu begitu pelan, tapi cukup untuk membuat mata Dirga berkaca-kaca. “Cu.. Cucu Oma akhirnya datang.” “Iya, Oma. Ini Dirga… Dirga udah di sini,” jawabnya serak. Tangannya menggenggam tangan sang nenek lebih erat, seolah ingin menyalurkan sisa tenaga yang dia punya. Di belakangnya, Naykilla berdiri diam. Terlalu takut untuk mengganggu, tapi terlalu tersentuh untuk berpaling. “Maaf ya, Oma telat…” Dirga menunduk, air matanya menetes satu per satu. “Dirga minta maaf…” Sang nenek hanya menggeleng perlahan, lalu dengan susah payah mengangkat tangan satunya untuk menyentuh wajah cucunya. “Kuliah.. Dirga b

  • Dear Dirga   10

    “Menurut lo ada yang beda nggak dari seorang Dirga akhir-akhir ini?” Audrey menoleh, dia memicingkan matanya ke arah Silla sebelum akhirnya menghadap ke depan tepatnya di bangku bagian pojok sana, dimana ada Dirga dan beberapa temannya sedang duduk ngopi dan merokok. “Lo ngerasa juga, ya?” Adurey bertanya balik “Hum.” Silla mengangguk, “Beberapa hari terakhir dia jadi rajin ke kampus bahkan seminggu ini hampir full. Padahal jadwal dia ke kampus cuma tiga hari doang, kan?” “Bener banget, Sill. Enggak cuma itu aja, dia akhir-akhir sikapnya kayak berubah gitu. Enggak kayak biasanya yang mukanya suka jutek.” Dalam diam Naykilla menguping pembicaraan kedua sahabatnya. Dia takjub dengan kemampuan mereka yang memperhatikan Dirga begitu detail. Dia sendiri tidak pernah terpikirkan sampai ke sana. Hal ini membuat Naykilla jadi khawatir. Khawatir kalau semua fans Dirga seperti kedua sahabatnya itu. “Jangan-jangan rumor yang beredar kalau Dirga lagi pacaran sama salah satu cewek di k

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status