Semua Bab Pria Perkasa Penakluk Wanita: Bab 391 - Bab 400

Frank mengemudi hampir sampai ke tempat yang sama persis di mana Susan pernah membawa Janice. Kali ini, tidak ada sapi di padang rumput. Dia memarkir mobilnya di bawah rindangnya pohon ek, dan setelah mematikan mesin, dia langsung memeluknya. Saat mereka berciuman, tangannya menjelajahi tubuhnya, dan dia hampir gila karena hasrat erotis. Dia menggenggam batang kemaluannya dengan tangan saat mereka berciuman, dan dia menyelipkan tangannya di bawah roknya dan menggosok liang kewanitaannya yang tertutup celana dalam."Aku butuh kamu!" Frank mendesis. "Ya ampun, aku butuh kamu!""Aku tahu," bisiknya dengan suara serak, sambil memegang batang kemaluannya dengan erat. "Aku merasa sama."Dia menarik gaun Susan ke atas dan menyelipkan tangannya ke dalam celana dalamnya, menggosok area sensitifnya yang membengkak. Susan membuka celananya dan mengeluarkan batang kemaluannya. Batang kemaluannya sangat tebal dan sangat panjang — hampir dua kali lipat dari batang kemaluan anaknya. Jari-jarinya ham

Janice menjilati dengan penuh gairah liang kewanitaan berbulu Susan, sambil menjilat batang kemaluan Stevie saat liang kewanitaan wanita itu bergerak ke atas. Kemudian dia menundukkan kepalanya dan mengisap kedua testis Stevie, lidahnya berputar-putar saat dia menatap wajah Susan."Aku mau keluar, Mom!" Stevie berteriak. "Ooooh, aku mau keluar!""Lakukan!" Susan mendesis, menggesekkan liang kewanitaannya naik turun di batang kemaluan putranya yang berdenyut lebih cepat. "Capai puncak, sayang! Ohhh, tolong, capai puncak di dalam aku! Aku ingin merasakan batang kemaluan manismu menyemprotkan cairan cinta ke dalam liang kewanitaanku yang panas!"Janice mendesis pelan saat mengisap testis anak itu. Susan merasakan batang kemaluan putranya membesar di dalam liang kewanitaannya yang melekat. Lalu cairan cintanya menyembur dalam liang kewanitaannya. Capai puncaknya melanda tubuhnya, dan dia berteriak keras, gemetar hebat. Dia memegang bagian belakang kepala Janice dan menarik wajah cantik ga

Susan mendekati putranya dan menyandarkan lututnya di lengan kursi putranya, celah di gaunnya terbuka lebar. Dia mengambil tangan putranya dan meletakkannya di tengah paha atasnya, matanya tertuju pada Frank. Kemudian dia membungkuk dan mengelus tangan sendiri di atas batang putranya yang jelas terlihat. "Jika kamu tidak bisa mengatasinya, Frank," katanya perlahan, "aku tidak melihat alasan untuk kita terus bertemu." "Aku terkejut," katanya. "Aku butuh sedikit waktu untuk terbiasa dengan ini." "Berapa lama?""Aku... aku tidak yakin," katanya."Baiklah," bisik Susan, masih mengelus batang kemaluan putranya, "sambil kamu memikirkan hal ini, aku akan melihat apa yang ada di celana putraku." Dia membuka celana Stevie dan mengeluarkan batang kemaluannya. Dia melingkarkan jarinya di sekitar batang kemaluannya dan mulai mengocoknya. Stevie memindahkan tangannya dari paha Susan ke antara kakinya dan menggosok liang kewanitaan berbulu ibunya. Dia menarik roknya lebar-lebar agar Frank bis

Dorongan untuk mencicipi batang kemaluan dan liang kewanitaan sangat kuat, dan Susan condong ke depan, lidahnya yang basah menjulur keluar. Dia menjilat batang kemaluan anaknya, melewati kepala batang kemaluannya yang membengkak, dan menjilat lubang kencingnya yang basah. Membuka mulutnya, dia menelan batang kemaluannya, mengisap naik turun perlahan untuk menikmati rasa keras dan panas batang kemaluannya.Kemudian Susan memindahkan wajahnya ke liang kewanitaan Janice yang panas. Dia menempelkan bibirnya ke liang kewanitaan Janice, menciumnya. Dia menjulurkan lidahnya naik turun di bibir liang kewanitaan Janice yang membengkak, mencicipi cairan liang kewanitaan yang mengalir keluar. Dia menjulurkan lidahnya naik turun, menjulurkan lidahnya ke area sensitif Janice yang sensitif, lalu menggerakkan lidahnya di lubang Janice yang ketat dan berkerut.Akhirnya, Susan menyelipkan lidahnya dalam-dalam ke dalam kehangatan dan ketatnya liang kewanitaan Janice, menggerakkan lidahnya maju mundur

Dia melanjutkan dengan bercerita tentang bagaimana Paman Phil menjadi kurang tertarik pada aktifitas Sex akhir-akhir ini.Dia juga bercerita tentang Dean.Dean adalah sepupuku, anak dari pernikahan pertama Paman Phil-ku. Dean sendiri, tinggal bersama ayahnya dan juga Bibi Steph, ibu tirinya ini.Aku tahu itu cukup baik. Dean dan saya adalah teman baik. Kami pernah bermain sepak bola bersama, bergaul setiap kali dia pulang kampung.Bibi Steph meneguk bourbonnya dalam-dalam, "Randy, aku mendapati diriku mengawasinya, memandangi tubuh mudanya yang luwes ketika dia berjalan-jalan setengah telanjang di sekitar rumah. Oh, tolong pahami Randy---- Saya sudah lama merindukannya untuk melakukannya dengan saya. Tolong jangan berpikir buruk tentang saya."Kemudian dia berdiri dengan daster yang tersingkap dari pahanya yang kecokelatan saat dia pergi dan menuangkan dua gelas minuman lagi ..."Tidak apa-apa, Bibi Steph. Aku mengerti." Saya berkata seperti itu, mencoba untuk bersikap ramah, meskipun