Suara ketukan pelan di pintu kamar mengusik tidurku. Matahari pagi yang menyelinap dari celah tirai menyilaukan kelopak mataku yang masih lelah karena malam yang penuh tangis. Sebuah suara lembut, milik Clarisse, menyusul ketukan tadi."Nona Seraphina, sarapan sudah disiapkan."Aku hanya bergumam sebagai jawaban, lalu perlahan bangkit dari tempat tidur. Wajahku masih terasa kaku karena sisa air mata semalam, tapi aku memaksakan langkah menuju meja rias. Meskipun tak ada semangat, aku tahu aku tak boleh terlihat lemah. Tidak di tempat ini. Tidak di rumah pria itu.Ruang makan, sebagaimana bagian rumah lainnya, terasa terlalu sunyi. Clarisse berdiri di dekat pintu seperti biasa, matanya memperhatikan setiap gerak-gerikku, mungkin mencoba menebak suasana hatiku. Tapi sebelum aku bisa menyesap teh hangat, langkah berat itu terdengar.Dia datang.Laki-laki itu.Tanpa memberi salam, tanpa menyapa, dia hanya berdiri di ambang pintu, dengan tatapan dingin yang seolah mampu menembus kulit."Ik
Terakhir Diperbarui : 2025-05-17 Baca selengkapnya