"Lihatlah Andy, Luhan menghubungiku," ucap Damian saat melihat ponselnya bergetar.Damian menghentakkan kakinya ke lantai, dengan napas berat, ia menjawab telepon dan menekan tombol pengeras suara. "Halo?"Dari seberang sana, suara kakek Luhan yang tenang dan dingin terdengar, "Damian, kita perlu bicara tentang Dony." Mendengar nama itu, urat di leher Damian menegang, matanya menyala dengan kemarahan yang tak terbendung. "Aku akan membunuhmu, Luhan! Dan Dony juga!" teriaknya dengan amarah yang meledak-ledak. "Aku tahu, kamu yang telah menyembunyikan Dony." "Ha haha." Tertawa ringan, Luhan menjawab, "Tenang, lebih baik kita bertemu dan bicara seperti orang dewasa." "Brengsekh kamu, Pak Tua!"Tanpa berpikir panjang, Damian melempar ponselnya pada Andy, dan bergegas mengambil kunci mobilnya. Ia mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi, menembus jalanan yang sepi menuju kediaman Luhan. Setiap detik dalam perjalanan itu, pikirannya dipenuhi dengan bayangan mengenai apa yang akan ia la
Terakhir Diperbarui : 2025-05-10 Baca selengkapnya