Layaknya seorang pria sejati Rama membuka pintu kafe dengan tenang, menahannya lebar-lebar agar Cinta bisa lewat tanpa harus menyentuhnya.Cinta menatap Rama sekilas, sejenak, lalu mengangguk kecil. Tak ada senyum, hanya anggukan yang seperti ucapan terima kasih tanpa suara. Rama mengangguk pula, membalas dengan gaya yang serupa.Di belakang mereka, para karyawan yang sejak tadi mengintip dari balik meja kasir dan sela dapur, hanya bisa menatap. Rizka menggigit bibir, lalu melirik pada dua pelayan yang berdiri kaku.“Apa yang terjadi barusan?” bisik salah satu dari mereka.“Entahlah,” jawab Rizka lirih tak bisa menyembunyikan kekhawatirannya.“Semoga Mbak Cinta baik-baik saja, ya?”“Biar bagaimanapun, kafe ini milik Mbak Cinta. Kalau sampai ada apa-apa dengannya, akan berpengaruh kepada nasib kita juga…”Tak ada yang melanjutkan kalimat itu, tapi semua tahu maksudnya. Jika Cinta tidak baik-baik saja, maka semua yang mereka bangun bersama bisa ikut tenggelam. Dan tak ada yang ingin keh
Last Updated : 2025-04-16 Read more