Terdengar suara tawa di balik pintu. Ana yang cekikikan tertawa karena digelitiki Argen, ketahuan menguping lagi. Digendongnya gadis itu bahkan tanpa mematikan lampu, mereka masuk ke dalam kamar."Kakak! Tunggu, aku tidak menguping. Aaaaaaa! Sungguh!""Benarkah, lalu kenapa kau jatuh di depan pintu.""Aaaaaaa! Kakak!"Ambruk di tempat tidur. Kecupan demi kecupan mendarat di tubuh Ana, yang entah bajunya sudah dilempar Argen ke mana. Ana baru akan bicara, mulutnya sudah dibekap dengan ciuman. Akhirnya tubuh mereka yang bicara. Lidah yang bergesek, tangan yang meremas, desahan yang memenuhi udara.Malam ini pun, lantai di atas kamar pengantin baru milik Ale dan Miria, ikut bergelora. Kamar siapa lagi, tentu kamar Argen dan Ana. Bukan pengantin baru, tapi seperti percikan bedak pengantin terbawa di tas Ana. Mereka berdua berdesakan di atas tempat tidur jauh lebih membara."Ahhhh, Kakak!"Tetesan keringat yang merembes diselimut, tidak mereka hiraukan. Hanya desahan nafas keduanya yang t
Last Updated : 2025-04-19 Read more