Saat itu, Reagan berjalan mendekat. "Dik Yuvi, kebetulan banget. Kita bertemu lagi."Yuvi juga merasa ini benar-benar kebetulan. Terakhir kali saat dia makan di restoran pribadi, dia juga bertemu dengan Reagan.Yuvi tersenyum tipis. "Halo, Kak Reagan. Biar kuperkenalkan, ini teman baikku, Wenny."Reagan menganggukkan kepala dengan sopan. "Halo, Nona Wenny."Wenny juga membalas, "Halo."Yuvi lalu bertanya, "Kak Reagan, kamu juga datang ke sini untuk makan?"Reagan mengangguk. "Ya."Tiba-tiba, Wenny menarik lengan Yuvi sambil berbisik, "Yuvi, Pak Victor datang."Victor datang.Begitu mendengar nama itu, jantung Yuvi langsung berdebar kencang. Sudah sebulan penuh dia tidak melihat Victor.Yuvi berbalik. Dari pintu masuk, dia melihat sosok tegap dan tampan berdiri di sana. Itu adalah Victor.Hari ini, Victor mengenakan setelan jas hitam yang pas di tubuhnya. Bahunya lebar, pinggangnya ramping, dan kakinya jenjang. Proporsinya begitu sempurna seperti seorang supermodel. Dia tidak lagi mema
Baca selengkapnya