All Chapters of Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian: Chapter 871 - Chapter 880

Yuvi dan Ariana sama-sama perempuan. Itu sebabnya, setelah Victor mengantar mereka masuk kamar, dia langsung keluar dulu dengan sadar diri.Yuvi bantu Ariana merapikan piamanya, lalu berkata lembut, "Masuklah."Victor pun melangkah kembali ke dalam kamar.Ariana bertanya riang, "Mama angkat, malam ini Papa Angkat tidur bareng kita, 'kan?"Yuvi menggeleng. "Tentu saja nggak."Ariana bertanya dengan polos, "Kenapa?"Yuvi mengecup pipi mungil Ariana. "Soalnya Ariana itu anak perempuan. Anak perempuan nggak boleh tidur bareng laki-laki mana pun selain papanya. Itu rahasia kecil kita sebagai perempuan ya."Ariana mengangguk seolah-olah mengerti, "Mama juga bilang begitu padaku."Yuvi lalu menyerahkan sebuah buku dongeng pada Victor. "Aku mau mandi dulu. Kamu bacakan cerita untuk Ariana."Victor menerima buku dongeng itu. "Oke, serahkan padaku."Yuvi berjalan menuju kamar mandi. Saat menoleh, dia melihat Ariana sudah berbaring manis di ranjang, sementara Victor bersandar di kepala ranjang da

Yuvi membalas, "Bos, kami bukan datang untuk berwisata. Kami datang untuk mencari sesuatu.""Apa yang kalian cari? Mungkin saja aku tahu.""Kami mau cari Bunga Salju Terexa.""Maksud kalian, bunga yang cuma mekar sekali dalam 50 tahun itu? Wah, kalian benar-benar beruntung. Kemarin, ada seorang bibi yang naik gunung dan dia kebetulan memetik satu Bunga Salju Terexa."Mata Yuvi berbinar penuh kegembiraan. "Benarkah? Itu luar biasa! Bos, apa kamu punya kontak bibi itu? Kami mau beli Bunga Salju Terexa dengan harga tinggi!"Pemilik penginapan membalas sambil tersenyum, "Aku punya nomor teleponnya. Biar aku hubungi sekarang."Pemilik penginapan pun mengeluarkan ponsel dan menelepon.Yuvi menoleh dengan gembira ke arah Victor. "Victor, kamu dengar, 'kan? Kita benar-benar beruntung. Ternyata ada Bunga Salju Terexa!"Victor mengulurkan tangan dan mencubit pipinya dengan lembut. "Lihatlah, kamu sampai begitu senang.""Tentu saja aku senang!"Tak lama kemudian, pemilik penginapan menutup telepo

Jessica mengakui dengan tenang, "Nona Yuvi memang pintar. Benar, akulah yang beli Bunga Salju Terexa itu. Jadi, sekarang bunga yang kalian butuhkan ada di tanganku. Gimana, Nona Yuvi? Apa kamu tertarik untuk keluar dan bicara?"Yuvi tertawa dingin. "Tunggu saja, aku akan datang sekarang."Yuvi menutup telepon, lalu menoleh sekilas ke arah kamar mandi. Victor masih berada di dalam dan sedang mandi.Yuvi mengambil pena dan menulis secarik catatan. [Victor, aku keluar sebentar buat beli makanan. Bentar doang kok.]Yuvi meletakkan catatan itu di meja, lalu keluar kamar.Tak lama kemudian, Yuvi melihat Jessica berdiri di koridor dan sedang menunggunya.Yuvi melangkah maju. "Nona Jessica, sepertinya kamu mengikuti kami ke sini, sampai tahu persis setiap gerak-gerik kami."Jessica tersenyum sinis. "Tentu saja. Kalau nggak, gimana aku bisa merebut Bunga Salju Terexa dari tanganmu?""Di mana Bunga Salju Terexa?"Jessica mengeluarkan sebuah kotak. Di dalamnya, terlihat jelas Bunga Salju Terexa b

Tak butuh waktu lama, keduanya sudah bermesraan di atas ranjang. Victor melepaskan jubah mandinya, sementara tangan Yuvi menyentuh otot-ototnya. "Oh ya, di sini nggak ada pengaman."Victor menutup mulutnya dengan ciuman. "Kalau begitu, nggak usah pakai."Yuvi membalas, "Baiklah."Kalau begitu, lebih baik menikmati malam ini sepuasnya.Yuvi dan Victor masih sangat muda. Sebagai sepasang kekasih yang saling mencintai, mereka menumpahkan seluruh semangat masa muda pada malam itu. Mereka tenggelam dalam cinta tanpa batas, hingga akhirnya baru terlelap menjelang dini hari.Victor mendekap Yuvi di dalam pelukannya. Tubuh Yuvi dipenuhi keringat harum, sementara beberapa helai rambut panjangnya menempel di wajah mungilnya.Dengan lembut, Victor menyibakkan rambut itu dari wajahnya. "Lelah nggak?"Yuvi tetap berbaring di dadanya. Dia mendengarkan detak jantung Victor yang kuat dan teratur.Bunyi itu membuatnya merasa tenang.Dengan mata terpejam, Yuvi hanya berbisik, "Lelah banget."Yuvi benar-

Victor menatap kalimat itu berulang kali dan memastikan dengan saksama. Dia tidak salah lihat. Yuvi memang menulis ingin putus dengannya.Bagaimana mungkin?Tadi malam, Yuvi baru saja menerima lamarannya. Mereka bahkan sudah bersepakat untuk menikah segera setelah pulang.Namun sekarang, Yuvi justru mengatakan ingin berpisah.Kenapa?Victor dengan cepat membereskan pakaian, lalu turun ke bawah. Pemilik penginapan melihatnya dan berucap sambil tersenyum, "Kamu sudah bangun? Aku lihat istrimu sudah pergi lebih dulu."Victor langsung bertanya, "Bos, kamu tahu istriku pergi ke mana?""Ke bandara. Dia bilang akan pulang duluan."Yuvi ternyata sudah kembali sendirian ke ibu kota.Garis tipis di bibir Victor mengeras menjadi lengkung dingin dan pucat. Tanpa alasan yang jelas, Yuvi berkata ingin putus dan pulang ke ibu kota sendirian.Victor bergegas ke bandara dan langsung terbang kembali ke ibu kota.Di bandara ibu kota, Darren datang menjemputnya. "Pak Victor."Victor masuk ke kursi belakan