Alvaro panik. Jantungnya berdegup kencang seolah berpacu dengan waktu. Tanpa banyak pikir, dia segera merengkuh tubuh calon istrinya yang terkulai lemas dan membawanya dalam gendongan. Langkahnya cepat dan berat, napasnya memburu. William yang berdiri tak jauh langsung memberi jalan, matanya sempat memandang Alvaro dengan cemas sebelum ia berbalik dan berlari ke arah halaman depan rumah Alex.“Pak, tolong siapkan mobil. Antarkan dokter Alvaro ke rumah sakit. Calon istrinya pingsan!” seru William pada sopir dengan nada tergesa-gesa. Napasnya naik-turun, wajahnya tegang. Ia tahu, ini bukan hal sepele. Ia tahu, Alvaro sedang dalam keadaan yang sangat tidak stabil.“Baik, Pak William,” jawab sang sopir cepat, tanpa basa-basi.Tanpa perlu diberi aba-aba lagi, si sopir langsung berlari menuju garasi. Tangannya gemetar saat mengambil kunci, tapi gerakannya tetap gesit. Dalam hitungan detik, mobil sudah terparkir di halaman depan. Mesin menyala, siap melaju.Sementara itu, pesta di halaman be
Last Updated : 2025-08-01 Read more