Semua Bab MENJADI IBU SUSU BAYI CEO AROGAN : Bab 191 - Bab 200

Rasa terkejut Gina berusaha untuk ditahan oleh perempuan tersebut. Ia tidak mau merusak gairah yang dirasakan oleh Bara padanya.Jemari tangan Gina mencengkram permukaan tempat tidur untuk menahan perasaan was-was nya. Kedua matanya terpejam, untuk mengatasi perasaan takut yang selalu menyerangnya jika ia berhubungan intim dan pasangannya memakai pengaman. Sementara itu, Bara yang di bawah gairah mulai menekan miliknya ke milik sang isteri di bawah sana dengan perlahan. Ia bergerak lembut sembari membungkukkan tubuhnya hingga posisinya semakin dekat dengan posisi Gina yang berbaring terlentang. Saat itulah, Bara menyadari napas Gina begitu cepat tarikannya seolah perempuan itu ketakutan dan Bara langsung mendekatkan mulutnya ke salah satu telinga sang istri lalu berbisik di sana."Jangan takut. Ini aku, bukan Haris. Aku Bara, Gina, buka mata kamu, lihat aku," bisik Bara perlahan sambil mencium telinga sang istri dan itu membuat Gina tergerak untuk melakukan apa yang diucapkan oleh

"Bisa dikatakan begitu."Telapak tangan Bara mengepal mendengar apa yang dikatakan oleh Gina untuk tebakan yang diucapkan olehnya tadi."Aku akan memperkarakan dia!" katanya dengan penuh perasaan emosi. "Yank, semua sudah berlalu, kalau kamu memperkarakan itu sekarang, aku tidak mau membuat situasi jadi kacau.""Tapi, dia harus bertanggung jawab untuk apa yang dia lakukan padamu, Gina! Dia sudah melukai psikis kamu, itu tidak boleh dibiarkan!" Bara masih terlihat marah saat mengatakan hal itu pada sang isteri, membuat Gina meraih kedua tangannya dan telapak tangan itu digenggam oleh Gina."Yank. Kalau itu kamu lakukan, dia bisa aja memanfaatkan hal itu untuk mengatakan, bahwa kamu gagal membuat aku melupakan semua yang pernah dilakukannya padaku, aku enggak mau kamu disebut begitu."Dengan sangat hati-hati, Gina bicara demikian dan Bara menarik napas panjang mendengar apa yang dikatakan oleh Gina padanya. "Tapi, dia sudah banyak melukai kamu secara lahir dan batin, Gina, aku tidak

Mendengar serentetan kalimat yang keseluruhan menyalahkan dirinya, Gina menarik napas berat, berusaha untuk membuat dirinya tidak terpancing emosi lalu marah-marah di hadapan perempuan yang pernah menjadi mertuanya tersebut. Bagaimanapun, Gina tidak ingin membenci sang mantan ibu mertua, meskipun dahulu, sikap Hasmi benar-benar tidak bisa dikatakan baik dari awal sampai ia bercerai dengan Haris."Bu. Aku tidak mau membahas masa lalu, semua sudah berlalu, dan aku dengan Haris pun sudah cerai, jadi, kurasa, tidak perlu membahas masalah ini karena akan menciptakan luka kembali pada akhirnya, aku tidak mau bertengkar dengan Ibu. Jadi, tolong sudahi masalah ini."Dengan kesabaran yang tetap diusahakan Gina untuk menahan rasa marah dan kesalnya, Gina mengucapkan kalimat tersebut tapi itu tidak membuat Hasmi senang mendengar semua yang dikatakannya."Aku cuma ingin tahu, kenapa kamu sampai berbeda sikap dengan Haris? Kau yang dulu dan kau yang sekarang itu sangat berbeda, Gina! Aku benar-b

"Apa yang membuat Ibu begitu sangat terkejut? Apakah karena Bi Narsih mengatakan bahwa kami akan makan dengan menu ikan asin, Ibu jadi sangat terkejut mendengarnya?" tanya Bara dengan nada yang serius pada Hasmi."Ah, maaf. Apakah ikan asin itu, Pak Bara yang makan?""Saat ini saya tidak punya masalah dengan tekanan darah. Makan sedikit ikan asin saya rasa tidak masalah.""Jadi, ikan asin itu dimakan oleh Pak Bara?"Hasmi benar-benar dibuat terkejut kala mendengar apa yang dikatakan Bara. Haris saja tidak suka ikan asin, yang menurutnya baunya tidak enak, kenapa pria seperti Bara justru menyukai?Ada pertanyaan seperti itu di benak Hasmi, sampai akhirnya."Iya," sahut Bara singkat. "Apakah ikan asin memang menu kesukaan, Bapak?""Sejujurnya, tidak.""Jadi, Pak Bara terpaksa makan hanya karena ikan asin itu dimasak oleh Gina?""Siapa yang bisa memaksa saya? Saya bukan tipe pria yang suka dipaksa.""Jadi?""Isteri saya membuat ikan asin asam manis, saat itu saya tidak memakan karena

"Jessica memang anak orang kaya, tapi faktanya, dia justru banyak membuat Haris kehilangan banyak uang!""Mereka bukannya sudah bercerai? Apa Jessica masih memintai nafkah dari Haris?""Mereka rujuk lagi, tapi sejujurnya aku tidak suka dengan perempuan itu.""Rujuk lagi?"Gina jadi mendadak amnesia, merasa tidak ingat apakah masalah itu pernah dikatakan Jessica atau Haris padanya. Ia lupa, yang jelas sekarang ia sedikit terkejut dengan apa yang dikatakan oleh Hasmi tentang Jessica dan Haris yang ternyata kembali rujuk tapi Haris tetap ingin dirinya menerima mantan suaminya tersebut. "Bu. Masalah harta Haris yang kemungkinan dihabiskan oleh Jessica, aku tidak mau ikut campur. Nafkah dari Haris untuk Raya pun aku juga tidak banyak menuntut persekian karena Haris tidak pernah sayang dengan Raya. Yang penting kalian tidak lagi mengganggu ku dengan keinginan kalian yang ingin aku rujuk dengan Haris, itu saja. Masalah yang lain biarkan berjalan seperti biasanya."Gina memilih untuk menguca