All Chapters of MENJADI IBU SUSU BAYI CEO AROGAN : Chapter 201 - Chapter 210

"Apakah aku salah? Dahulu, Mama paling banyak mendesak Gina untuk melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang Mama suka, kan?" kata Haris membenarkan perkataan Hasmi, hingga Hasmi benar-benar tidak menyangka sang anak ternyata menyalahkan dirinya. "Haris! Mama melakukan itu demi kamu juga, lagipula, bukan Mama saja yang mendesak Gina demikian, bukan? Kamu juga. Kenapa di sini hanya Mama yang kamu salahkan?" kata Hasmi dengan nada suara masih bertahan seperti tadi. Meninggi."Tapi, Mama yang terlalu banyak menekan dia. Gina minta cerai itu juga karena Mama!""Gina minta cerai karena kamu selingkuh, Haris!""Tapi, Mama setuju dengan hubungan antara aku dan Jessica waktu itu, kan?"Hasmi mengepalkan telapak tangannya. Benar-benar marah karena Haris bersikukuh mengatakan bahwa yang salah adalah dirinya. Ingin membantah, ia tidak bisa karena memang ia melakukan hal itu saat Gina masih dengan Haris di masa lalu. Namun, yang membuat Hasmi tidak terima adalah, Haris menuduhnya paling bersalah

Dengan sangat histeris, Jessica mengucapkan kalimat itu pada sang ibu, hingga membuat Jeny benar-benar melihat sang anak merasa terguncang dan baru kali ini ia melihat anak tunggalnya itu bersikap demikian. "Jadi, selama di rumah mereka, kamu masak, mencuci dan bersih-bersih?""Ya! Aku itu kayak pembantu, Mi!""Bekerja seperti itu bukan pembantu, Jessica, tapi untuk kebersihan, kecuali kamu selalu disuruh-suruh, tanpa istirahat sementara mereka santai.""Itu yang aku dapatkan! Ibunya Haris itu benar-benar enggak pernah bantuin aku sama sekali, Mi!""Semua kamu yang mengerjakan?""Iya!""Dan kamu bisa?""Awalnya, aku enggak bisa, dan aku kena omel, dia kalau ngomel panjang lebar, aku enggak kuat dengarnya. Tapi, lama kelamaan aku jadi bisa, Mami mau lihat aku masak?"Wajah Jeny berubah mendengar apa yang dikatakan oleh sang anak."Memangnya kamu bisa masak?""Bisa! Aku bisa masak sekarang!"'Hebat juga si Haris, Jessica itu tidak pernah mau melakukan pekerjaan rumah, apalagi memasak,

"Kamu tadi bilang apa? Cerai?" tanya Farrel tidak yakin dengan apa yang ia dengar.Matanya menatap wajah Karina yang saat itu juga melakukan hal yang sama seperti yang dilakukannya.Farrel berharap, saat sekarang, Karina sedang mengajaknya bercanda hingga perempuan itu mengatakan hal seperti tadi padanya, tapi ia tidak menemukan wajah dan mata perempuan tersebut seperti sedang bercanda. Karina sangat serius menatapnya dan itu membuat sekujur tubuh Farrel seperti kehilangan tulang dirasakannya."Ya. Kamu tadi bilang, sesuatu yang dipaksakan itu tidak baik, setelah dipikirkan, itu memang benar, jadi aku ingin kita bercerai."Karina memperjelas ucapannya dan Farrel geleng-geleng kepala mendengar apa yang diucapkannya."Kenapa bercerai? Kita sudah sepakat untuk mencoba bersama, tapi kenapa kamu minta kita untuk cerai?"Farrel melakukan aksi protesnya dan Karina sudah menyangka itu akan dilakukan Farrel hingga ia tidak merasa terkejut mendengarnya."Aku sudah mencoba, tapi tidak bisa, Far

Tidak ingin suaminya terpancing emosi karena ia tahu, mantan ibu mertuanya memang sepertinya ingin memancing emosi sang suami, Gina mengusap lengan suaminya untuk memberikan isyarat agar suaminya tidak terpancing dengan perkataan mantan ibu mertuanya.Mendapatkan sentuhan mengandung isyarat dari Gina, Bara tersadar dan ia menarik napas untuk membuat perasaannya sedikit tenang setelah tadi sempat sedikit terpancing akibat apa yang dikatakan oleh Hasmi."Untuk sekarang, hubungan kami biasa saja, jika sedikit ada masalah itu karena dia masih belum bisa menerima segalanya dengan lapang dada."Bara menjawab pertanyaan tersebut dengan suara datar, dan kini mereka sudah sampai ke ruang makan rumah Hasmi dan Haris.Haris tidak bisa menyembunyikan perasaan terkejutnya ketika melihat Bara di samping Gina hingga ia mengarahkan pandangannya pada ibunya yang paham dengan arti tatapan Haris.Sebisa mungkin, Hasmi berusaha untuk memberikan isyarat pada sang anak bahwa ia juga tidak menyangka Gina da

"Haris. Perubahan yang kamu lakukan itu untuk dirimu sendiri, karena nanti itu akan berguna ketika kamu berumah tangga dengan perempuan lain, bukan sama aku, aku senang kamu mau melakukan perubahan, tapi bukan berarti aku ingin rujuk lagi sama kamu!"Dengan tegas, Gina menanggapi apa yang dikatakan oleh Haris, meskipun aslinya ia sangat ingin marah karena sejak tadi, Haris selalu bersikap tidak baik pada Bara. "Kamu tidak kasihan dengan Raya?" kata Haris dan Gina menghela napas mendengar kalimat yang entah sudah berapa kali diucapkan oleh Haris padanya."Raya sekarang sudah hidup baik. Bara sayang sama dia, kamu lihat sendiri, dia mau digendong oleh Bara, itu tandanya dia sudah merasa nyaman dengan Bara.""Pria seperti dia memangnya apa yang bisa dia lakukan? Bilang saja bahwa kamu lebih memilih Bara karena dia lebih kaya daripada aku!""Aku capek berantem soal ini sama kamu. Aku pulang saja! Terima kasih untuk makan malamnya."Gina memilih tidak menanggapi perkataan sinis Haris. Ia