Semua Bab MENJADI IBU SUSU BAYI CEO AROGAN : Bab 181 - Bab 190

"Maaf," kata Gina seolah tidak tega untuk mengiyakan kesimpulan yang dibuat Bara tadi."Maaf? Kenapa harus minta maaf, apakah yang kukatakan tadi benar?" desak Bara tidak puas Gina hanya mengatakan kata itu saat ia melontarkan pertanyaan."Aku-""Katakan saja, tidak perlu sungkan. Katakan saja apa yang ingin kau katakan, Gina," potong Bara ketika melihat wajah istrinya terlihat ragu.Melihat Bara yang serius ingin mengetahui apa yang akan dikatakannya, Gina berusaha untuk mengumpulkan kekuatan, dan akhirnya...."Iya. Itu maksudku, maaf kalau mungkin aku membuat kamu tersinggung.""Tersinggung apa? Tidak masalah, aku justru percaya dengan apa yang kau katakan itu.""Percaya?" tanya Gina seolah tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Bara. "Ya. Bukan karena kamu istriku, bukan pula karena aku tidak menyukai Karina, tapi aku setuju karena memang, itulah yang mungkin terjadi."Gina menghela napas. Wajahnya terlihat sangat serius, dan itu tertangkap mata Bara. "Sudahlah. Biarkan saj

"Kalau enggak, terus apa? Mereka itu kaya, anak seberapa banyak pun enggak akan jadi masalah, lagipula, kalau alasannya khawatir Bu Gina kerepotan, mereka bisa kok bayar babysitter double buat bantu, iya, kan?"Arin semakin meluaskan kesimpulannya, hingga Bi Narsih meletakkan jari telunjuk di bibir, tidak mau mendengar perempuan itu bicara lagi, khawatir Gina yang sekarang ada di dapur mendengar apa yang sedang mereka bicarakan."Ini masalah mereka, kita tidak perlu ikut campur. Mau punya anak sekarang atau nanti, itu hak mereka, lagipula, mengurus anak kecil itu tidak mudah, Arin. Kau memang mengatakan bahwa mereka bisa menyewa babysitter beberapa orang, memang, itu benar, tapi kau lihat sendiri, Bu Gina itu bukan tipe perempuan yang suka meyerahkan semuanya pada pengasuh. Tidak seperti Bu Karina."Setelah mengatakan hal itu pada Arin, Bi Narsih berlalu meninggalkan Arin dan tak lupa juga ia memperingatkan Arin untuk jangan sembarangan bicara jika tidak mau kehilangan pekerjaan. Ari

Belum lagi Haris menanggapi apa yang diucapkan oleh Jessica, terdengar suara ketukan di daun pintu kamar. Membuat Jessica menarik napas panjang. "Ibu kamu, tuh!" katanya dengan nada suara yang perlahan, tapi tegas. Namun, Haris tidak beranjak dari hadapan Jessica, justru mencekal tangan Jessica hingga Jessica tidak bisa ke mana-mana."Lepasin, Haris! Ibu kamu berisik di depan pintu, tuh!" kata Jessica dengan mata yang melotot ke arah Haris.Tangannya sibuk melepaskan secara paksa tangan Haris yang mencengkram lengannya.Namun, Haris tidak mau melepaskan begitu saja tangan Jessica dan menatap Jessica dengan pandangan mata menuntut. "Aku akan menghadapi ibuku, tapi kau jangan pergi ke mana-mana! Tetap di sini, berbaring saja, aku akan mengatakan kalau kau sudah tidur!"Dengan nada suara yang setengah berbisik, Haris mengucapkan kalimat itu pada Jessica, tapi Jessica masih tidak terima dengan apa yang dilakukan oleh Haris padanya. "Aku enggak mau diminta cuci piring lagi, Haris!" ka

Mendengar apa yang dikatakan oleh sang ayah, Jessica tidak bisa menahan rasa terkejutnya.Ia mengira, ayahnya tidak peduli dengan apa yang dilakukannya terkait aksi protesnya lantaran jatah uangnya di stop sang ayah. Ternyata ia salah, dan sekarang, Jessica terhenyak di tempatnya meskipun ia memutar otak untuk mencari kalimat agar bisa menanggapi apa yang dikatakan oleh ayahnya tadi."Bilang saja, aku sedang membantu Haris waktu itu, ibunya sakit, jadi terpaksa di situ, beres, kan!"Jessica mengatakan hal demikian dan ayahnya melotot mendengar apa yang dikatakan oleh sang anak."Begitu gampang kamu mengatakan hal itu, dasar anak tidak berguna!" katanya dengan sangat murka. Akan tetapi, Jessica yang sedang kesal tidak mau tahu dengan reaksi sang ayah. Ia beranjak meninggalkan ayahnya setelah melepas cengkraman tangan ayahnya dengan paksa dari lengannya."Mulai sekarang, aku tidak akan kembali ke sana, dan tidak akan mau mendekat sama Haris atau ibunya, titik!"Sebelum melangkah, Jessi

Gina bungkam mendengar apa yang dikatakan oleh Bara. Ingin tidak setuju dengan ucapan sang suami, tapi rasanya ia tidak punya alasan untuk tidak setuju.Akan tetapi, Gina juga tidak percaya, Haris yang setahunya tidak percaya dengan hal hal seperti itu, jadi percaya dan menggunakan cara demikian untuk merusak pernikahannya dengan Bara. "Kita harus lebih berhati-hati aja kalau begitu," katanya pada ayah Gavin tersebut."Apa kamu tahu penangkalnya apa?""Eh?""Iya. Serbuk itu pasti ada apa-apanya, aku sudah meminta orang untuk menyelidiki dari mana Haris mendapatkan serbuk itu, memang tidak ada yang memastikan serbuk itu media dari dukun, tapi dia mendapatkan serbuk itu di kampung kamu, Gina."Gina memegang lengan Bara dan menggenggam tangan itu dengan erat untuk menenangkan suaminya saat mendengar perkataan sang suami."Tenang. Kalaupun itu memang dia dapat dari dukun, selama enggak termakan atau terminum, kita akan aman, kok," ucap Gina meyakinkan Bara hingga Bara membalas pegangan