Udara di halaman utama Paviliun Dracarys masih menyimpan bekas pertarungan besar itu—bau asap, aroma darah kering, dan dinginnya es yang perlahan mencair di sela-sela retakan lantai batu. Di tengah semua itu, Clara Vasper berdiri tegak, pakaian putihnya melambai pelan ditiup angin pagi. Sorot matanya lembut tapi tegas saat menatap ke arah kamar mewah, tempat Ravena terbaring.“Aku akan tetap di sini,” ucapnya akhirnya, suaranya jernih meski kelelahan tampak jelas di wajahnya. “Ravena butuh perawatan yang lebih dari sekadar ramuan. Dia butuh seseorang yang mengingatkannya bahwa dia tidak sendirian.”Baron Vasper, ayahnya, menoleh, alisnya mengernyit sedikit, tapi ia tak berkata apa-apa untuk beberapa saat. Sang istri, Amanda Vasper, hanya menunduk, menyetujui dalam diam. Claudia, yang berdiri di dekat gerbang utama, memberi isyarat pada para pengawal. Dengan sigap, beberapa pria bersenjata membuka jalan dan memastikan keamanan di sekitar area kendaraan.Tak lama kemudian, suara deru pe
Terakhir Diperbarui : 2025-05-11 Baca selengkapnya