Helena menarik napas dalam-dalam, membiarkan aroma campuran alkohol, asap dupa, dan debu kuno memenuhi paru-parunya. Dadanya naik turun pelan, bukan karena lelah, tapi karena sebuah kebenaran berat baru saja menyelinap masuk ke dalam kesadarannya.“Jadi ini bukan sekadar tentang liontin,” bisiknya, nyaris tak terdengar namun tajam seperti serpihan kaca. “Bukan juga tentang Kevin atau garis darah Drakenis. Ini ... tentang kebangkitan naga leluhur.”Di hadapannya, wanita bertopi bulu hanya mengangguk perlahan. Ujung bibirnya melengkung samar saat ia meneguk cairan pekat dari gelas berkabut, suara kristal beradu ringan memecah keheningan. Bau alkohol tajam langsung menguar, mengaburkan sedikit batas antara masa lalu dan masa kini.“Kau harus memilih, Helena,” katanya dengan suara rendah yang nyaris seperti gumaman mantra. “Bersembunyi terus selama sisa hidupmu, menunggu dunia melupakanmu … atau menyalakan api pertama sebelum Tian Long membuat segalanya menjadi abu.”Helena menunduk, mena
Last Updated : 2025-05-14 Read more