Dalam sekejap, Aria menangis tersedu-sedu, membuat pria itu langsung panik.“Kenapa kau menangis?”Begitu mengenali suara itu, Aria sadar. Itu Bobby.Ia refleks mengangkat ranselnya dan memukul dada pria itu dua kali.“Kau mau membunuhku dengan ketakutan?!”Suaranya bercampur tangis, terdengar lembut sekaligus panik. Justru itu yang membuat jantung Bobby bergetar hebat.Ia menundukkan kepala, dahinya menempel pada dahi Aria. Kedua tangannya menangkup wajah mungil itu, ibu jarinya yang kasar menyeka air mata dengan hati-hati, seolah takut melukainya.“Pacarmu cuma bercanda,” katanya rendah. “Kenapa sampai ketakutan begini?”Aria terisak, memalingkan wajah.“Kau… kau belum jadi pacarku. Aku sudah bilang untuk menunggu… aku bahkan belum mengembalikan uang itu…"Suaranya makin mengecil.Dengan penghasilannya sebagai pekerja paruh waktu di kedai kopi, ia sendiri tidak tahu kapan bisa melunasinya.“Tapi aku tidak bisa menunggu,” Bobby terkekeh pelan. “Lagipula, waktu itu kau sendiri bilang
Last Updated : 2025-12-21 Read more