Langit mendung menggantung rendah, seolah menyesuaikan dengan kondisi Nathan pagi itu. Meski tubuhnya belum sepenuhnya pulih, Nathan tetap bersikeras untuk berangkat ke kantor.Wajahnya pucat pasi, tapi sorot matanya tetap tegas. Ia berdiri di depan cermin, membenarkan dasi dengan tangan gemetar. Terdengar suara lembut dari balik pintu kamar."Kau yakin mau berangkat kerja?" tanya Yara, suaranya khawatir.Nathan tak menjawab. Ia membuka pintu dan menatap Yara sebentar. Gadis itu hanya mengenakan kaus oversized dan celana training, rambutnya diikat asal. Wajah polosnya penuh ragu. Nathan menghela napas dan berjalan melewatinya begitu saja."Kalau pingsan di jalan, jangan salahin aku," gumam Yara, lebih kepada dirinya sendiri, meski cukup keras agar Nathan mendengarnya.Di kantor, aura formal langsung menyelimuti ruang kerja Nathan yang bergaya minimalis dan maskulin. Adrian, sekretaris pribadi sekaligus asisten kepercayaannya, langsung menyambut Nathan dengan tatapan cemas."Tuan, Anda
Last Updated : 2025-05-01 Read more