All Chapters of Hasrat Tersembunyi Iparku: Chapter 191 - Chapter 200

"Ada apa, Matthias? Apa yang terjadi?" Genevieve mendekati putranya dengan khawatir. Dia memerhatikan Matthias yang tampak menatap ponselnya seolah mencari sesuatu setelah panggilan itu. "Sial," umpat Matthias, yang membuat Genevieve segera melirik apa yang dilihat putranya dan akhirnya mendapati sesuatu tak terduga. "Astaga! Apa ini?"Genevieve refleks mengambil ponsel Matthias dan melongo melihat nama putranya trending. Namun itu bukan sesuatu yang positif karena itu menyangkut isu perselingkuhan Matthias dengan Luciana. Dia menutup mulut tak percaya. "Matthias, ada apa? Tante, apa yang terjadi?"Luciana menatap Genevieve dan Matthias saat keduanya tampak syok. Dia menyaksikan wajah mereka yang pucat seolah baru saja menyaksikan sesuatu yang tidak seharusnya. Itu menimbulkan tanda tanya dan keresahan dalam hatinya. "Apa ada masalah lagi?" tanya Isabelle yang ikut penasaran. Ketegangan terasa mengisi ruangan. Setiap detik jam dinding terasa berat, karena keduanya tidak langsung

Tubuh Luciana berubah kaku. Kata-kata dan sorot mata yang tajam Matthias, cukup membuatnya kaget dan mundur tanpa sadar, tapi segera dia mendapatkan kembali kepercayaan dirinya. Tangannya mengepal. "Itu tidak penting. Aku ingin jawabanmu sejujurnya. Jelaskan semuanya, Matthias!" Luciana mendesak. Dia melangkah maju. Mengabaikan tatapan Alexander atau Matthias yang tampak tak senang karena kemunculannya yang mengejutkan. Pria itu segera mengalihkan tatapannya pada Arabella yang mendekat dan mendesis, "Kau yang membawa Luciana ke sini? Kau benar-benar, ya ....""Kakak... maaf, aku tidak bermaksud begitu." Arabella menunduk ketakutan. "Itu bukan salahnya, Matthias! Aku yang menyuruhnya! Aku curiga karena kamu menyembunyikan sesuatu dan semua itu benar kan?"Luciana maju dan berdiri di depan Arabella. Dia seolah melindunginya yang akan dimarahi Matthias. Namun sikapnya semakin membuat Matthias meradang dan mengurut pangkal hidungnya. "Tidak ada yang perlu kau khawatirkan, Luci. Ini b

Setelah kejadian itu, rumor buruk tentang mereka akhirnya yang berhasil diatasi. Matthias dan Luciana tidak perlu berpisah sementara. Semua kembali normal. Meski memang, beberapa orang masih tidak menyukai apa yang terjadi. Sayangnya, sekeras mungkin mereka mencoba menggali lebih dalam, tidak ada bukti nyata perselingkuhan Matthias dan Luciana. Semua dianggap sebagai kesalahpahaman dan tentu saja, malah berita tentang Victoria yang dinyatakan valid. Keluarga Richard pun tidak yang menuntut, meski sebelumnya telah menuduh Matthias melakukan sesuatu. Mereka tidak punya bukti, tidak ada fakta jika Matthias yang berbuat jahat pada Richard atau pun Victoria. Sementara kejahatan jelas dilakukan keduanya. Hingga akhirnya, hari ini Matthias mengantar Luciana ke kuburan Victoria. Mereka tidak datang berdua. Ada Isabelle dan juga Genevieve yang ikut. Semua bukan tanpa alasan. Mereka menghindari gosip buruk yang dikhawatirkan terjadi jika hanya Matthias dan Luciana berduaan. Tentu saja, Matt

"Sepertinya tidak banyak perubahan terjadi pada tubuh Anda. Apa Anda merasa nyaman memakainya?"Luciana menatap cermin di depannya. Melihat pantulan dirinya yang berdiri dengan gaun pengantin putih tanpa lengan yang mengembang di bagian perut ke bawah. Ada bordiran halus dan detail kecil di ujung gaun. Sementara di sisi lain tampak polos. Gaun itu menutupi perutnya yang mulai membengkak. Luciana menyukainya. Tidak terasa sesak di bagian perut. "Ya, ini nyaman. Sedikit longgar, tapi jangan diperkecil lagi." Luciana mengelus perutnya sambil melirik desainer. Desainer yang berada di belakangnya tersenyum kecil, sembari mencatat sesuatu di buku catatannya. "Baik, saya tidak akan ubah. Justru bagus kalau sedikit longgar," ucapnya sambil menunduk dan merapikan lipatan gaun di lantai. "Anda akan jauh lebih nyaman saat bergerak."Luciana menatap pantulan dirinya sekali lagi. Cahaya dari lampu kristal di langit-langit jatuh lembut di atas kain satin putih itu, memantulkan kilaunya yang hal

Lima tahun kemudian. Di sebuah rumah besar nan mewah, tempat yang dulu dingin dan tidak ada tawa sama sekali, kini berubah menjadi lebih hangat. Celotehan kecil dan tawa renyah sebuah keluarga, mengisi rumah sejak lima tahun lalu. Kebahagian mereka menyebar di setiap sudut. Bahkan membuat para asisten rumah tangga ikut merasakan kebahagiaan. Hal-hal kecil terasa begitu bermakna dan hidup. Semua orang dihargai dan mendapat rasa hormat yang sama. Semua itu karena kehadiran nyonya baru mereka. Wanita yang memberi warna baru dan menciptakan kebahagiaan dalam hati setiap penghuni rumah. "Bi, bisa tolong potong sayurnya?" Suara lembut menyadarkan lamunan seorang wanita paruh baya, yang merupakan salah satu pembantu di sana. Kepalanya menoleh cepat. "Ah, baik, Nyonya!" jawabnya refleks, tapi sesaat kemudian dia bingung dan kembali melirik majikannya. "Eh, tadi Anda suruh apa, ya?" Sang majikan menoleh. Senyum kecil tersungging di bibirnya. Kepalanya menggeleng pelan saat pembantu