Jeritan Joko menggema di seluruh rumah. Bau daging terbakar menguar, memenuhi udara.Arman, yang masih setengah sadar, menatap dengan ngeri. Tubuhnya membeku, otaknya menolak memproses kejadian mengerikan di hadapannya.Reza—atau siapapun yang kini mengendalikan tubuhnya—tertawa.Tawa panjang, penuh kepuasan.Namun, sesuatu berubah. Mata Reza yang merah perlahan memudar…Tubuhnya mulai gemetar.Lalu, seolah kesadarannya kembali, ia menatap tangannya sendiri—tangan yang kini berlumuran darah dan bau daging terbakar.Tatapannya berubah. Dari keji… menjadi bingung.Ia melihat ke arah Joko, lalu ke Arman.Mulutnya terbuka, tetapi tidak ada suara yang keluar.Dan tiba-tiba…Matanya kembali merah menyala.Reza menyeringai.Tubuh Joko masih terbakar sebagian di atas kompor yang menyala, kulitnya menghitam, dan aroma daging yang terpanggang memenuhi ruangan. Reza, dengan mata merah membara, mengangkat Joko lebih tinggi, mencengkeramnya seperti seseorang yang sedang memegang boneka kain.Arman
Terakhir Diperbarui : 2025-05-24 Baca selengkapnya