Angin malam berembus lembut di halaman pondok pesantren. Udara masih terasa dingin, namun kehangatan perasaan mereka bertiga yang baru saja selamat dari dunia ghaib seakan menutupi rasa dingin itu. Asha, Ragil, dan Edi berjalan dengan langkah tergesa menuju ruang menerima tamu. Langkah mereka sedikit goyah, tubuh mereka masih menyisakan jejak kelelahan, namun hati mereka penuh dengan rasa syukur.Begitu pintu terbuka, seorang wanita tua dengan wajah penuh harapan berdiri. Mata Ayu, nenek Asha, membelalak saat melihat cucunya berhasil kembali. Seketika, tubuhnya bergetar, dan air mata jatuh tanpa bisa dibendung."Cucuku!" Ayu berlari ke arah Asha, merengkuh tubuh mungil itu dalam pelukannya."Eyang!" Asha pun memeluk erat neneknya, tubuhnya bergetar oleh emosi yang membuncah. Mereka berdua menangis, melepas segala ketakutan dan kesedihan yang selama ini mengendap di hati.Namun, tangisan Asha segera berubah menjadi isakan sedih. "Eyang Kakung tidak bisa keluar, Nek! Huhuhu, kasihan Eya
Terakhir Diperbarui : 2025-05-24 Baca selengkapnya