Reza menahan napas. Dia tak tahu harus berkata apa. Matanya kembali memandang ke arah bendera kuning itu. "Kita masuk, Bu," katanya akhirnya. Saat Reza melangkah masuk ke dalam rumah, suasana duka semakin terasa. Para pelayat duduk dalam diam, sebagian membaca doa, sebagian lagi hanya menundukkan kepala dengan mata sembab. Di tengah ruangan, jenazah Sinta—mertua Arman—terbaring kaku dengan kain putih yang menutupi sebagian tubuhnya. Reza melangkah mendekat, lalu duduk di samping jenazah. Dia menatap jenazah mertua Arman itu dengan perasaan campur aduk. Namun, baru saja dia hendak menundukkan kepala untuk berdoa, sesuatu terjadi. Tiba-tiba, tubuh Sinta bergerak. Reza terkesiap, jantungnya seperti berhenti berdetak. Dalam sekejap, tubuh yang seharusnya tak bernyawa itu terduduk dengan kaku. Matanya yang tadi tertutup kini terbuka lebar, menatap lurus ke arah Reza dengan tatapan kosong dan penuh kebencian. Reza ingin berteriak, tapi suaranya tersangkut di tenggorokan. B
Terakhir Diperbarui : 2025-05-24 Baca selengkapnya