“Wah ... benar-benar tidak terpikirkan, Sayang,” ucap Kayden, masih belum lepas dari takjubnya ia atas apa yang dikatakan oleh Liora. “Aku sudah memikirkannya sejak kita membicarakan tentang Pak Evan dan Leah saat itu, Kayden,” tanggap Liora. “Hanya saja ... aku tidak yakin. Tapi tidak ada salahnya mencoba, ‘kan? Siapa tahu ... mungkin benar kalau si penipu itu masih belum tobat.” “Aku akan mencari tahunya nanti. Terima kasih kamu sudah memberi masukan, Sayangku.” “Sama-sama.” Kayden menunduk, menjatuhkan bibirnya di bibir Liora, memberi pagutan yang lebih lama ketimbang biasanya. Saat ia menarik wajahnya, jarinya mengusap pipi Liora, membelai rambutnya. Jika sudah sedekat ini, maka bibir Liora tak bisa untuk tak memberi pujian pada prianya itu. “Apakah nanti kalau Lucca dewasa dia akan setampan kamu?” tanyanya, mengarahkan tangannya ke depan, jari telunjuknya menyentuh pucuk hidung Kayden. “Apakah itu pujian?” “Iya. Apa kamu sudah bosan mendengarnya? Mungkin di sepanjang hidup
Terakhir Diperbarui : 2025-07-23 Baca selengkapnya