Perlahan, Kayden menarik dirinya menjauh dari Liora. Gadis itu terdiam untuk beberapa saat, mengikuti pandang ke mana Kayden beranjak. Pria itu dilihatnya mundur dan duduk di tepi ranjang, duduk menunggunya agar melakukan apa yang ia mau—menanggalkan gaun tidurnya dan melakukan tugasnya sebagai istri. Liora hanya bergeming, tenggorokannya serak, napasnya seperti dibersamai oleh jelaga. Bekas ibu jari Kayden yang mengusap bibirnya menjadi dingin, berbanding terbalik dengan wajahnya yang memanas. “Aku benci mengulangi, Liora.” Ya … Liora pun tahu hal itu. Kayden tidak suka mengulangi kalimat yang telah ia katakan. Kayden juga tidak perlu menjelaskan bahwa yang dimintanya ini bukanlah sebuah kesalahan. Liora memang istrinya, dan ia yakin itu ada di perjanjian yang mereka sepakati. Liora menunduk, ia melepas luarannya, menanggalkan kain berwarna merah muda mutiara itu ke lantai. Begitu juga dengan gaun tidur yang disebutkan oleh Kayden sebelumnya. Ia telan semua rasa malu it
Terakhir Diperbarui : 2025-04-19 Baca selengkapnya