Hanya dengan itu saja, Adrian mendadak terdiam. Wajahnya sedikit berpaling, menghindari Kayden yang masih sangat tenang di tempatnya duduk dengan kaki yang ditumpuk. “Kalau kamu masih belum selesai bicara, aku akan mendengarmu lagi, Adrian.” Kayden kembali menunjukkan senyumnya. “Tenang saja, waktuku sangat banyak. Aku juga tidak sibuk.” Sindiran yang mengena dan mengarah langsung ke ulu hati. Adrian terlihat menggertakkan rahangnya, dorongan napasnya terdengar kasar. Matanya kembali menatap Kayden, merah menahan amarah. “Aku sangat ingin bermain film dengan sutradara itu, Paman Kay,” ucap Adrian, kali ini tidak segarang saat melemparkan ancaman pada Kayden sebelumnya. “Paman yang bisa membujuknya. Aku—“ “Sutradara mempertimbangkan banyak hal juga dari kepribadian seseorang, Adrian,” potong Kayden. “Mereka tidak memilih artis secara sembarangan. Untuk peran seorang perwira yang baik hati dan setia, kamu pikir itu cocok dengan citramu yang sudah tidak baik di industri ini?” Liora
Last Updated : 2025-04-30 Read more