Home / Rumah Tangga / Bukan Ibu Susu Palsu / Chapter 81 - Chapter 86

All Chapters of Bukan Ibu Susu Palsu: Chapter 81 - Chapter 86

86 Chapters

81 Jalan Yang Mulus

"Jadi apa jawabannya?" Aditya yang sudah penasaran tidak bisa menahan pertanyaannya."Apakah kamu bersedia menikah dengan saya?" Dengan isi dada yang menggebu-gebu, Aditya bertanya lagi untuk memastikan. Sementara dengan Raya, lidahnya terasa berat untuk berucap. Dia masih mematung dalam beberapa detik. Bola matanya bahkan terlihat masih berkaca-kaca, dia ingin menangis tapi bukan bersedih. "Apa jawabannya, Raya?" Aditya sampai bertanya lagi untuk yang kesekian kalinya. Hingga Raya akhirnya menganggukan kepalanya. Aditya terperangah. "Apa itu artinya kamu bersedia menikah dengan saya?" "Iya, Pak." Dengan penuh keyakinan Raya menjawab sambil mengganggukan kepalanya.Aditya menghala nafas lega. Dua sudut bibirnya nampak tertarik ke samping. Duda tampan itu terlihat sangat bahagia. "Terima kasih atas kepercayaan kamu kepada saya," ucapnya terharu. "Saya yang harusnya berterima kasih pada Pak Aditya, saya ini hanya wanita biasa yang jauh dari kata istimewa. Bahkan tidak sekufu denga
last updateLast Updated : 2025-05-07
Read more

82 Jahat

Dalam perjalanan menuju kediaman orang tua Sarah, perasaan Aditya sebenarnya merasa tidak enak hati, seperti ada firasat sesuatu yang buruk akan terjadi. Dia sangat khawatir kalau orang tua Sarah akan menolak niatnya. Tapi Aditya harus berusaha. Apapun hasilnya nanti, dia akan tetap memperjuangkan Raya.Kendaraan roda empat mewah milik Aditya sudah sampai di depan rumah orang tua Sarah dan Selin. Semuanya segera keluar dari mobil.Ketika sudah berada di depan pintu utama, Aditya tidak perlu menekan bell. Seorang pembantu rumah tangga di kediaman mewah milik orang tua Sarah, sudah mengetahui kedatangan Aditya. Wanita berseragam pembantu itu segera membuka pintu utama. "Apakah Ibu dan Bapak ada di rumah?" Aditya bertanya kepada pembantu rumah tangga itu."Ada, Tuan. Mari, silahkan masuk." Dengan ramah pembantu rumah tangga itu mempersilahkan Aditya dan keluarganya untuk masuk. Setelah Aditya, Anita dan juga Raya yang masih menggendong Fatih duduk di sofa yang berada di ruang tamu, or
last updateLast Updated : 2025-05-07
Read more

83 Disiram Minyak Panas

Mendengar suara Raya berteriak dari arah dapur, serentak Aditya dan Anita terkejut. Mereka segera beranjak dari tempat duduk, berlarian menuju sumber suara Raya menjerit meminta tolong."Aww!!!" pekik suara jeritan Raya semakin keras. "Tolong!" teriak Raya kemudian.Ketika Aditya dan Anita telah sampai di ruang dapur, dia melihat Raya menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan sambil merintih kesakitan. "Ada apa ini?" Aditya menjadi tegang kemudian bertanya kepada Selin dan pembantunya yang masih berdiri sedikit menjauh dari Raya."Dia kecelakaan," jawab Selin beralasan. Wajahnya menjadi terlihat gugup, dia tidak berniat untuk melakukan itu. Semuanya terjadi begitu saja, cepat dan spontan. Aditya tak bergeming, segera mendekati Raya yang tengah merintih kesakitan. Begitu Aditya membuka telapak tangan Raya yang menutupi wajah, sontak dia terkejut. Wajah Raya sudah memerah, akibat terbakar oleh minyak panas yang mengenai wajahnya. "Ya Tuhan!" "Kenapa bisa terjadi seperti ini?" Ta
last updateLast Updated : 2025-05-08
Read more

84 POV Selin

"Semoga saja wajah si Raya menjadi busuk!" Selin yang kini berada di bandara nampak tertawa puas. Wanita muda itu akan pergi ke luar kota untuk bersembunyi sekaligus liburan. Tak ada rasa bersalah dalam hatinya, padahal sudah melukai wajah Raya. Dia malah terlihat senang karena berhasil melukai wajah Raya. Dia malah berharap semoga wajah Raya rusak dak Aditya tak jadi menikah dengan Raya.Selin masih menunggu jadwal penerbangan. Dia berangkat lebih awal karena mengincar dari pencarian Aditya.Tidak lama ponsel Selin berdering. Panggilan masuk dari mamahnya. Terpaksa Selin menjawab telepon agar mamahnya tidak khawatir."Iya, Mah. Aku akan pergi liburan bersama teman-teman, mamah jangan khawatir." Selin langsung menjelaskan pada mamahnya tanpa jeda begitu benda pipih miliknya ia tempelken pada telinga."Bukan tentang liburan, Selin. Aditya akan melaporkan kamu ke polisi," lapor ibunya Selin dari dalam telepon."Apa!" Bola mata Selin sampai terbelalak. "Mamah jangan bercanda deh," imbuhn
last updateLast Updated : 2025-05-08
Read more

85 Bersedih

3 hari setelah insiden penyiraman minyak panas kepada wajah Raya. Hari ini Raya diantar oleh Aditya untuk pergi ke rumah sakit guna mengecek wajahnya."Bagaimana kalau wajah saya menjadi cacat?" desis Raya ketika di dalam mobil menuju rumah sakit. "Jangan bicara seperti itu, Raya. Pasti akan ada obat untuk menyembuhkan setiap luka," bantah Aditya segera. Nampaknya Aditya tidak mau kalau sampai Raya bersedih. Ketika telah sampai di rumah sakit, di sana perban yang melilit wajah Raya mulai dibuka oleh petugas medis.Seketika Raya terkejut ketika melihat wajahnya melalui pantulan cermin. "Ya Tuhan!" Bekas luka bakar di pipi Raya terlihat jelas. Bukan hanya di bagian dua sisi, pada hidung Raya juga terdapat luka bakar. Warna kulit pada wajah Raya menjadi berubah belang, keriput dan banyak totol berwarna putih bagaikan telur. Seketika air mata Raya menetes karena bersedih. Dia menggelengkan kepalanya. Semakin tidak pantas saja dia berdampingan dengan Aditya. Raya semakin merasa tidak p
last updateLast Updated : 2025-05-09
Read more

86 Pergi Untuk Perawatan

Tapi begitu Raya membuka pashmina yang menutupi wajahnya, seketika Fatih terkejut.Bola mata Fatih nampak membulat sempurna saat melihat wajah Raya. "Bubu..." Volume suaranya perlahan mengecil. Sementara kedua tangan Fatih terlihat memeluk Anita di sampingnya. Seperti Tengah berlindung dari rasa takut."Sayang, itu Bubu. Wajah Bubu sakit, Terluka, harus diobati sama dokter. Nanti kita ke dokter bareng-bareng ya, obati wajah Bubu yang sakit." Anita berbicara begitu pelan kepada Fatih. Wanita paruh banyak itu berusaha menjelaskan dengan pelan-pelan dengan memakai gaya bahasa anak-anak, agar Fatih bisa memahami."Bubu, sakit?" Perlahan Fatih mulai melepaskan pelukannya dari Anita. Anak laki-laki itu mulai berjalan mendekati Raya. Raya tidak pernah menyangka, Fatih benar-benar mendekatinya kemudian mengelus kedua belah pipinya. "Bubu, sakit?" Anak tunggal Aditya itu bertanya dengan raut wajah penasaran kepada Raya. Raya pun segera menganggukan kepalanya dengan pelan. "Iya, Fatih Sayang
last updateLast Updated : 2025-05-09
Read more
PREV
1
...
456789
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status