“Kenapa jadi ke mall, sik?” Nada melempar protes ketika baru membuka helmnya.Bahkan, ia sudah mulai mengomel ketika Sastra membelokkan motor maticnya memasuki gedung pusat perbelanjaan. Sebenarnya, Nada sudah mulai curiga, ketika mereka melewati supermarket yang jaraknya tidak jauh dari komplek perumahannya.Akan tetapi, saat Nada bertanya, Sastra tidak kunjung menjawabnya. Pria itu hanya diam dan terus melajukan motornya.“Katanya cuma ke supermarket,” lanjut Nada. “Mama, kan, nggak tahu—”“Aku sudah minta izin sama ibumu,” sela Sastra meletakkan helmnya di kaca spion. “Makanya kita naik motor, biar cepat.”“Harusnya ngomong juga sama ak—”“Berisik, Nad.” Sastra dengan cepat meraih tangan Nada dan menggamitnya erat. Sedikit memaksa, ketika membawa gadis itu keluar dari area parkir. Memasuki gedung pusat perbelanjaan.“Mas!” Nada berusaha melepas tautan tangan mereka, tetapi tidak bisa. “Kalau mau ditendang lagi, ngomong.”“Nada.” Sastra menoleh sambil terus berjalan. “Ingat, kita pu
Terakhir Diperbarui : 2025-04-24 Baca selengkapnya