Asisten rumah tangga berlari panik, suaranya bergetar saat menelpon ambulans. Di ruang tamu yang kacau oleh kepanikan, Nafeeza menopang tubuh Yuliana bersama Arfan. Perempuan paruh baya itu terkulai lemas, nafasnya berat dan tersengal, kulitnya dingin seperti es.“Ma, bertahan ya… tolong…” Arfan berbisik dengan nada panik, menggenggam tangan ibunya yang mulai membiru. Jemarinya bergetar hebat, seakan seluruh dunia bergantung pada genggaman itu. Nafeeza, dengan wajah cemas namun penuh kendali, mengambil selimut dari sofa dan menyelimuti tubuh Yuliana perlahan, mencoba menjaga suhu tubuhnya tetap stabil.Sirine ambulans meraung dari kejauhan, memecah malam yang mencekam. Nafeeza segera membuka pintu, menuntun para petugas medis yang bergegas masuk. Mereka bekerja cepat, oksigen dipasang, tekanan darah diperiksa, dan Yuliana segera diangkat ke atas tandu menuju ambulans.****Di ruang tunggu rumah sakit, Arfan terduduk kaku. Kedua tangannya saling mencengkeram erat di antara lutut, wajah
Last Updated : 2025-04-21 Read more