All Chapters of MAFIA SANTA CRUZ: SANG RAJA TANPA MAHKOTA: Chapter 11 - Chapter 20

BAB 9: Retakan Dalam Bayanagan.Ketegangan di Ruang Tengah Di ruang rapat utama, Moya dan Rafael kembali bertemu. Keduanya mulai menunjukkan ketidaknyamanan yang lebih terang. “Rayder menyimpan terlalu banyak rahasia,” ucap Rafael. “Kita semua punya rahasia,” jawab Moya tenang. “Bukan begitu maksudku. Dia mulai curiga ke semua orang. Bahkan padaku.” Moya meneguk kopinya, lalu berkata pelan, “Mungkin memang waktunya kita siapkan rencana darurat. Kalau dia jatuh, kita tidak boleh jatuh bersamanya.” “Rencana seperti apa?” “Sesuatu yang tak akan membuat kita terjebak di tengah perang saudara,” ucap Moya tanpa menatap Rafael. Serangan Tak Terduga dari Kartel Rivales Dini hari, markas gudang timur Rayder meledak. Api membumbung tinggi, mengguncang satu blok penuh. Tim Ghost langsung meluncur ke lokasi, tapi sudah terlambat. Tiga orang tewas. Dua truk berisi senjata dan uang hangus. Rayder berdiri di depan puing-puing. Mulutnya kaku. Mata menyala marah. “Mereka masuk terlalu dalam

Bab 11: Empat Pilar Tanpa MahkotaLangit Santa Cruz sore itu memerah, seolah membakar sisa-sisa darah yang mengering di jalan-jalan belakang pelabuhan. Di dermaga tua, tempat kapal-kapal penyelundup biasa bersandar, Rayder berdiri diam menghadap laut, diapit oleh tiga sosok yang kelak menjadi tonggak kekuasaannya.Moya "Mago" Bomb berdiri dengan jas krem, tangannya memegang catatan kecil, wajahnya tenang namun matanya penuh hitungan. Di sebelahnya, Ghost Rivas, mengenakan jaket militer hitam, wajahnya kosong tanpa emosi. Di belakang, menyender ke mobil Range Rover, Rafael "Zorro" Morales menyalakan cerutu, mengamati dari jauh sambil tersenyum tipis.“Ini bukan tentang senjata saja,” kata Rayder lirih. “Santa Cruz tak bisa dikuasai hanya dengan darah. Kita butuh akar. Politik. Ekonomi. Narasi.”Moya mengangguk. “Dan legitimasi. Kita perlu buat publik percaya, kita ini bukan monster. Kita ini sistem baru.”Rayder menatapnya. “Dan siapa yang kau rasa cocok jadi wajah sistem baru itu?”Mo

Bab 12: Hantu yang Kembali dari Neraka1. Bayangan dari Masa LaluGudang tua di sisi timur Santa Cruz berubah menjadi ruang pertemuan darurat. Di layar besar, wajah Luciano Rivera membeku dalam sorotan hitam putih. Moya berdiri di sisi ruangan, matanya fokus pada tiap detail dalam gambar. Zorro menyandarkan tubuh ke dinding, cerutu menyala di tangan. Ghost duduk di sudut, diam tapi siap menyerang kapan saja.Rayder berdiri di depan mereka, tak bergeming."Kalian yakin ini bukan jebakan?" tanya Zorro.Ghost menjawab, suaranya seperti batu digerus baja. "Rekaman ini didapat dari jalur kita di Lokomba. Mereka menangkap gambar itu saat pertemuan antara Rivales dan sisa faksi Gardigo. Luciano memimpin pembicaraan."Moya membuka catatannya. "Luciano seharusnya mati lima tahun lalu dalam penyergapan di lapachupa. Tapi kalau dia hidup, dan sekarang memimpin militer mereka..."Rayder memotong. "...berarti seseorang ingin menyelesaikan apa yang mereka mulai. Dan mereka memilih wajah yang kita p

Bab 13: Suara dari Dalam Asap1. Kode yang TerkirimMoya menatap layar monitor di ruang dalam markas. Pesan anonim yang muncul tanpa jejak pengirim itu menghantam pikirannya seperti pisau berkarat. Kata-katanya bukan sekadar ancaman. Itu seperti seseorang yang tahu persis letak celahnya.Rayder masuk, tak mengetuk. "Apa itu?""Ancaman... atau peringatan," gumam Moya.Rayder membaca cepat. Matanya menyipit. "Gaya bahasanya... seperti pesan lama yang biasa dipakai faksi Gardigo. Tapi dengan sentuhan yang lebih licik. Hernando?""Mungkin. Atau seseorang dari dalam yang mulai goyah."2. Percikan PengkhianatanDi malam yang sama, Sergio memutuskan untuk keluar dari protokol. Ia menghubungi seseorang dari masa lalunya—orang yang dulu pernah menyelamatkannya saat perang dengan kartel Cosla. Nama di ponselnya hanya tertulis: "Camila (Tersimpan di Memori).""Kau tahu kenapa aku hubungi?" tanya Sergio."Karena kau tahu semuanya mulai runtuh dari dalam," jawab suara perempuan di seberang.Sergio

Bab 15: Jejak Darah di Dalam Bayangan (Bagian 1) 1. Operasi Bayangan Dimulai Setelah identitas Santiago Valmora terungkap sebagai La Voz Oscura, Rayder memerintahkan rencana khusus bertajuk "Operasi Bayangan." Markas utama diganti lokasinya ke bunker bawah tanah yang lebih tersembunyi dan aman. Semua komunikasi kini disandikan tiga lapis. "Kita bukan hanya menghadapi kartel. Ini perang tak terlihat," ujar Rayder di hadapan para tangan kanannya. Moya membuka peta digital: "Markas Valmora diperkirakan di utara, dekat reruntuhan bekas fasilitas pelatihan lama. Tapi jaringan komunikasinya menjangkau hingga Tinarkko." Rayder menatap satu titik merah. "Tempat itu akan jadi awal. Tapi aku ingin informasi lebih dulu. Jangan kirim peluru sebelum kita tahu siapa yang berdiri di balik dinding." 2. Misi Ganda: Ghost dan Lupe Ghost masih belum memberi kabar. Ia terakhir terlihat di dekat pegunungan Alcazar. Lupe, dengan bantuan jaringan digitalnya, berhasil melacak jejak sinyal terakhir Gho