Setelah ledakan narasi, dunia tidak hancur seperti yang ditakuti Kai. Sebaliknya, puing-puing yang melayang di udara mulai membentuk ulang dirinya sendiri. Fragmen kata, pecahan makna, serpihan dialog, dan bahkan kutipan-kutipan tak selesai mulai menyatu, membentuk lanskap baru yang tidak tunduk pada satu pena pun.Kai dan Lena berdiri di tengahnya bukan sebagai penguasa, bukan pula sebagai pencipta mutlak melainkan sebagai saksi dari sesuatu yang tak pernah mereka bayangkan:Dunia yang hidup tanpa narator. Dunia yang menulis dirinya sendiri.“Apakah ini... akhir?” tanya Lena, napasnya berat, wajahnya masih dibalut cahaya samar dari energi narasi yang belum menguap sepenuhnya.Kai menggeleng pelan. “Ini bukan akhir. Ini adalah kelahiran.”Angin berhembus, membawa suara-suara baru. Bukan suara karakter yang terlahir dari tangan penulis, tapi suara yang lahir dari keinginan untuk eksis untuk bermakna, bukan karena diperintah, tapi karena memilih untuk ada.Dari balik reruntuhan, muncul
Last Updated : 2025-06-09 Read more