Lena berdiri di ambang batas yang nyaris tak terlihat—bukan pintu, bukan jendela, melainkan semacam irisan di antara kenyataan dan naskah. Di hadapannya, hujan kalimat jatuh dari langit kelabu. Kata-kata yang tak terbaca berjatuhan seperti abu, membawa kesan, bukan arti. Di belakangnya, Kai diam. Namun matanya mata seorang anak kecil yang lahir dari catatan kaki yang dihapus berkilat aneh. Seolah ia tahu sesuatu yang belum ditulis.“Tempat ini... bukan bab. Ini ruang yang ditinggalkan narasi,” kata Kai lirih. “Kita sudah masuk ke ‘Cermin Terbalik’.”Lena menatap ke dalam, melihat pantulan dirinya namun bukan dirinya yang sekarang. Sosok itu lebih polos, lebih ringan, mengenakan pakaian dari bab pertama yang tak pernah dimuat ulang. Lalu bayangan itu bicara dengan suara yang menggema tanpa suara:> “Adrian bukan karakter utama. Ia adalah frasa pertama... yang menulis dirinya sendiri.”Lena mundur selangkah, jantungnya berdebar. Kai menggenggam tangannya.“Jika ini benar... kita tak han
Last Updated : 2025-06-09 Read more