Home / Romansa / Candu Cinta Dokter Muda / Kabanata 41 - Kabanata 50

Lahat ng Kabanata ng Candu Cinta Dokter Muda: Kabanata 41 - Kabanata 50

112 Kabanata

41. Hati Gendhis dan Ketakutannya

Gendhis menatap jauh ke rerimbunan pohon tabebuya di taman belakang rumah Rai, pohon itu belum berbunga, tapi teduhnya menyamankan mata. Ia tarik napas dalam-dalam, sudah dua hari Gendhis mengasingkan diri di rumah sang cinta pertama, menyembuhkan kesakitannya. Sementara Rai justru tak pulang ke rumah karena pekerjaannya yang menuntut kesiapsiagaan kapanpun ada kedaruratan. "Christ bilang mau pulang kapan?" Sebuah suara membuat lamunan Gendhis buyar, ia menoleh kaget. Ada sosok perempuan sangat cantik dengan tubuh berhias beberapa tato, berdiri di belakang tempat duduknya. Perempuan ini tersenyum, aura mahalnya langsung keluar. "Aku Ann, kamu pasti kaget," kata pemilik suara, ibu tiri Rai yang luar biasa. "Ah," buru-buru Gendhis berdiri, tapi Ann menahan bahunya. "No, nggak usah bingung, tetep duduk aja di situ, kamu masih dalam proses penyembuhan," larang Ann. "Rai sudah dua hari nggak pulang, ehm....""Ane-san," sambar Ann saat menyadari kebingungan Gendhis, bagaimana harus me
last updateHuling Na-update : 2025-04-11
Magbasa pa

42. Bagaimana Posisiku?

"Kamu nggak perlu ngomong ke aku seharusnya," kata Gendhis berusaha tegar. Menjadi simpanan dengan melibatkan hati sudah tentu banyak menguras perasaan. "Tapi aku ngerasa perlu, kamu tau alasanku kenapa begitu," tandas Rai. Sebisa mungkin, Gendhis berusaha mencipta senyum di wajahnya. Ia harus lebih tegas dari Rai agar bisa menjadi kekuatannya. Meski sebenarnya, ada rasa nyeri yang harus ia tahan sendiri, tapi menunjukkannya di depan Rai tentu akan memperparah situasi. "Iya, oke," ujar Gendhis kemudian. "Rai, apa Kiara tau soal aku?" tanyanya hati-hati. Lama tak ada jawaban dari Rai. Sebaliknya di pihak Rai pun, ia bimbang harus menjawab bagaimana. Kiara tahu betul soal Gendhis, bagaimana latar belakang sosial cinta pertamanya itu. Yang Kiara belum ketahui adalah posisi Gendhis saat ini, di mana Gendhis tinggal dan ditampung dengan sangat terbuka oleh Rai. "Tau," ucap Rai lirih. "Kamu pernah di rawat di rumah sakit tempat kami praktik kan.""Maksudku, dia tau gimana hubungan kita
last updateHuling Na-update : 2025-04-12
Magbasa pa

43. Babak Belur Hidupmu

"Sini," Rai memilih berbaring di ranjang, meminta Gendhis ikut tidur di sebelahnya."Kamu bukannya mau mandi?" gumam Gendhis heran, tapi ia ikut juga berbaring. "Bentar, masih kerasa gerah," balas Rai. "Nanti sekalian kalau udah mau malem," tambahnya."Ane-san masih di bawah?" "Masih kayaknya. Dia nunggu Ben, kami berangkat bareng nanti malem," cerita Rai. "Artinya kamu bakalan tetep berangkat ya," lirih Gendhis tersendat. "Aku bikinin kamu minum dulu," ujarnya siap melarikan diri tapi Rai menahan lengannya. "Di sini dulu," pinta Rai. "Aku tetep pergi bukan karena nggak menghormati permintaan kamu, tapi aku nurutin perintah Ketua, Ben dan juga Ane-san. Mereka ada di pihak kita, jadi sepengetahuanku, ini nggak bakal merugikan. Ada Mami Eris nanti, keluarga kandungku juga. Ben adalah tipe orang yang penuh kejutan, kita liat apa yang bakalan dia lakuin buat kita nantinya," ceritanya meyakinkan Gendhis. "Aku sadar posisiku, tadi aku minta kamu nggak pergi bukan apa-apa, spontanitas a
last updateHuling Na-update : 2025-04-12
Magbasa pa

44. Pemilik Hati

Selesai dirawat dan diobati oleh Rai, Gendhis tertidur pulas hingga hampir malam. Saat ia bangun, Rai sudah tidak ada di rumah, hanya meninggalkan pesan melalui chat WA bahwa ia berangkat untuk acara dinner. Tidak dapat Gendhis pungkiri, ia tak rela Rai hanyut dalam acara semi resmi dua keluarga besar itu. Namun, ia harus menekan rasa egoisnya demi kebaikan bersama. Menjelang tengah malam, Rai baru pulang. Ia datang sendirian, Ann dan Ben tidak ikut kembali bersamanya. Khawatir dengan kondisi Gendhis, Rai langsung menuju kamarnya. Namun, Gendhis tidak ada di sana, membuatnya sedikit khawatir. "Kenapa, Rai?" tegur Gendhis tepat saat Rai keluar dari pintu kamar. "Dari mana?" tanya Rai tak bisa menyembunyikan wajah paniknya. Senyum Gendhis terkembang, "Aku nggak akan kabur," katanya menahan tawa. "Aku laper, jadi rada nggak fokus, bukan takut kamu kabur," elak Rai gengsi."Bukannya abis dinner? Gimana sih.""Aku nggak makan banyak, masih ada makanan apa?" Rai menghindar, ia beranjak
last updateHuling Na-update : 2025-04-12
Magbasa pa

45. Daerah Teritorial

"Selamat pagi!" sapa Gendhis saat turun dari kamar ke ruang makan dan Rai sudah duduk menikmati secangkir teh melatinya. "Pagi!" senyum Rai terkembang. "Tidurku nyenyak banget, dan nyeri di bawah sana udah nggak terlalu kerasa," sebut Gendhis senang. "Sarapan dulu," tawar Rai. "Kamu yang masak?" "Menurutmu siapa lagi?" Gendhis manggut-manggut, "Calon ketua perkumpulan harus bisa apa aja ya," pujinya. "Itu tuntutan basic skill yang kudu dikuasai semua calon," terang Rai. "Kalau masak jadi basic skill, yang expert skill-nya apaan?"Rai menyeringai, "Kamu nggak mau tau, Ndhis," ucapnya misterius. Gendhis mencembikkan bibirnya, lantas mengambil nasi goreng dan ayam bumbu mentega hasil karya Rai. Sebelum menyuap makanannya, Gendhis sengaja melirik pada sang cinta pertama. Rai tampak mengenakan setelan yang cukup santai hari ini, tanpa kemeja hitam andalannya. "Kamu nggak ada praktik di poli hari ini?" tanya Gendhis. Rai menggeleng, "Nanti sore cuma satu rumah sakit aja," tuturny
last updateHuling Na-update : 2025-04-13
Magbasa pa

46. Aku Tidak Menyesal

"Kamu mungkin bisa cinta sama Kiara seiring berjalannya waktu Rai, apalagi nanti kalau kalian udah suami-istri," bisik Gendhis. Menikmati sore hanya di rumah besar, menghabiskan waktu di kamar, mengobrol sambil berpelukan. Sungguh, Gendhis tidak pernah membayangkan akan menikmati momen semacam ini, damai sekali hatinya. "Nggak akan," balas Rai yakin. "Cintaku abis di kamu," tambahnya tanpa keraguan. "Bisa gitu ya?" senyum Gendhis terkembang, ia senang karena Rai menjadi lebih terbuka perihal perasaannya sekarang. "Nyatanya bisa kan? Nggak ada yang baik dari perjodohan kami selain dapet keuntungan dari bisnis yang udah lama dirintis, Ndhis.""Aneh kan tapi? Calon istri kamu adalah calon dokter spesialis, cantik, kaya raya, punya banyak koneksi, tapi kamu malah milih nyembunyiin pelacur kayak aku di rumah kamu," ucap Gendhis tertawa getir."Karena pelacur ini duniaku," sebut Rai sembari mengecup pucuk kepala Gendhis sayang. "Sedangkan Kiara cuma bagian sangat kecil di dalamnya," lan
last updateHuling Na-update : 2025-04-13
Magbasa pa

47. Selembut Cintamu

"Kamu bisa belanja baju dan keperluan kamu lainnya pake ini," ujar Rai meletakkan satu kartu ATM di nakas. Gendhis yang tengah menyisir rambutnya di depan cermin, menoleh. Ia beranjak dan mendekati nakas, meneliti kartu yang Rai letakkan di atasnya. "Mami terus nelepon sejak subuh tadi. Kayaknya dia udah dengar soal masalah Mario kemarin itu," sebut Gendhis lalu meraih kartu ATM dari Rai dan menyimpannya. "Dia pasti kalang kabut," tambahnya. "Biar nanti orangku yang urus," balas Rai. "Satu jam lagi kukirim sopir buat anter kamu belanja. Maaf aku nggak bisa nemenin, ada jadwal poli hari ini di dua rumah sakit," katanya. Gendhis menghela napas panjang. Belum lama, belum ada sebulan juga ia tinggal di rumah besar milik Rai. Ada setidaknya dua ART yang membersihkan setiap sudut rumah dengan jobdesc yang berbeda. Pun, mereka tidak pernah sengaja mencari tahu siapa gerangan sosok Gendhis. Privasi Rai di rumahnya sendiri benar-benar terjaga, para pekerjanya sangat menghormatinya. "Ada m
last updateHuling Na-update : 2025-04-14
Magbasa pa

48. Tentang Perasaan Rai

Gendhis berdiri mematung di ujung tangga, ia baru saja keluar dari dalam kamar Rai saat menyadari bahwa ada seseorang yang masuk ke dalam rumah. Tahu bahwa hal seperti ini pasti akan terjadi suatu saat, Gendhis berusaha terlihat kuat. Ia sudah mempersiapkan hatinya, tp ternyata, diam pun tidak cukup untuk membuat hatinya tenang. "Sejak kapan kamu tinggal di sini?" tanya sosok perempuan berambut panjang berumur sekitar 50 tahunan itu pada Gendhis. "Dua mingguan, Tante," jawab Gendhis jujur. "Ah, jadi kamu pelacur itu?" Gendhis bungkam. "Aku Eriska, keluarga kandungnya Christ kalau kamu penasaran. Kamu mau pergi sendiri atau nunggu kuusir dari sini?" tanya Eriska, perempuan yang selalu Rai sebut dengan panggilan 'Mami Eris' itu. Gendhis tertegun sesaat, berusaha mencerna situasi yang tengah dihadapinya. Eriska bukan salah satu orang yang ada di pihaknya, ia tidak satu kubu dengan Ann dan Ben. Oleh karena itu, Gendhis harus hati-hati dan tidak asal menjawab. "Berapa juta yang kamu
last updateHuling Na-update : 2025-04-15
Magbasa pa

49. Tak Ada Harapan

"Mami uring-uringan, lo pulang tapi nggak mau nerima bookingan," Rose, teman satu angkatan Gendhis di rumah bordil masuk begitu saja ke dalam kamar."Gue lagi pengin tidur doang di kamar, seminggu kayaknya enak deh," jawab Gendhis masih membenamkan wajahnya di balik bantal. "Sugar, VVIP yang make lo kemarin, gila banget ya?" tanya Rose hati-hati. "Lo numbalin diri lo biar dia nggak booking anak-anak baru," desisnya. "Mario minta gue yang dateng, Rose. Lo tau sendiri rumah bordil ini di-backing penuh sama kekuasaannya Mario. Dan Mario tau kalau dari kita semua, cuma gue yang hafal dan tau kebiasaannya," ucap Gendhis. "Lo gimana? Aman semuanya kan?" Rose mengangguk, "Gue mau nikah. Jadi istri siri," tandasnya mengejutkan. "Jangan gila ya lo!" sengal Gendhis segera menarik bantal yang menutupi wajahnya. Ia seketika bangun dari posisi berbaringnya. "Istri siri itu nggak aman buat kita, Rose. Apalagi posisi kita sebagai istri kedua," ujarnya. "Gue jatuh cinta sama Mas Arul, Sugar. Sat
last updateHuling Na-update : 2025-04-15
Magbasa pa

50. Sampai Mati

"Mami Eris ngusir kamu?" tanya Rai, ia duduk di ranjang menghadapi Gendhis yang berdiri tegang tanpa suara.Gendhis membasahi bibirnya, tak langsung memberi jawaban. Ia melangkah ke arah sofa tamu, menjatuhkan diri di sana. "Aku pulang ke sini atas kemauanku sendiri, bukan karena diusir," jawab Gendhis. "Aku tau Mami Eris pasti ngomong yang enggak-enggak ke kamu, makanya kamu mutusin buat keluar dari rumahku, iya kan?" "Selayaknya seorang keluarga yang nggak rela anggota keluarga lainnya terjerumus ke neraka," sahut Gendhis. "Aku tau diri Rai, jadi, kamu nggak perlu nyari aku ke sini dan ngasih penjelasan apapun," tambahnya. "Aku ke sini bukan buat ngasih kamu penjelasan. Ini sekadar pengumuman, kamu bisa kasih tau ke yang lain kalau kepemilikan rumah bordil ini udah pindah tangan atas nama Wisanggeni," ujar Rai. "Jadi, kalau ada masalah apapun yang nantinya melibatkan rumah bordil ini, aku yang bertanggungjawab!" tegasnya.
last updateHuling Na-update : 2025-04-16
Magbasa pa
PREV
1
...
34567
...
12
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status