All Chapters of Surga Semalam: Chapter 501 - Chapter 510

SENIN.Yana bersikeras agar Windy menghadiri sesi temu sapa untuk Sepuluh Besar kontes kecantikan.Semua orang berpakaian genit di acara ini.Windy memilih gaun berwarna putih keperakan yang ditata seperti cheongsam. Ada celah yang memanjang hingga pahanya. Kulitnya putih dan tanpa cela, dan dia memiliki pinggang ramping, payudara kencang, dan kaki panjang yang indah. Dia menakjubkan!Yana memperhatikan dengan gugup dari samping. Windy cantik, tapi dia takut kehilangan pekerjaannya. "Windy, ini mungkin terlalu mencolok!"Setelah acara tersebut, Windy mengikatkan pakaian yang diberikan Yana di pinggangnya, menutupi kakinya yang panjang."Ada begitu banyak pembuat onar sehingga aku akan menghilang jika aku tidak bersusah payah untuk tampil lebih cantik."Yana buru-buru mengangguk. "Itu benar, itu benar. lihat, saat acara berakhir, sebuah perusahaan game datang mencarimu untuk melakukan pekerjaan endorsement! Ini adalah game online berskala besar. Mereka merasa ada kecocokan antara gamba

Asistennya Tony siap untuk menjelaskan tapi Tony langsung menggeleng. "Oh, lupakan saja! Aku malas untuk mengetahui orang tukang fitnah seperti Hezky itu! Aku juga tidak mau tahu siapa keluarganya. Aku tidak mau berurusan dengan anak-anak!"Asisten itu harus mengingatkannya. "CEO, Hezky berusia 25 tahun, dan Anda hanya satu tahun lebih tua dari dia!"Tony mengangkat alisnya dan mendelik ke arah asistennya. "Melakukan sesuatu dengan sengaja, bergosip, membully orang lain dan mengabaikan konsekuensinya. Bukankah itu kelakuan anak-anak? Menjadi berani hanya karena basis penggemar yang besar, dan tidak menyadari bahwa industri hiburan dapat dengan mudah menghancurkan seseorang! Dia sudah jelas masih anak-anak!"Asisten itu menundukkan kepalanya.Asistennya sudah lupa bahwa orang di depannya adalah orang penting di industri hiburan. meskipun terkadang orang ini gelisah, tapi perusahaan ini perlahan-lahan berkembang besar di bawah manajemennya!Bahkan bos yang menaungi Hezky harus bersikap

Saat itu, dengan ekor matanya, Windy melihat pergerakan dari orang yang bersembunyi di balik koran di ruangan di belakang sana.Karena itu, buru-buru Windy berkata kepada Priska, "Kamu harus memberitahu aku dulu siapa orang tua kandungku. Kalau tidak, orangku tidak akan memberikan koper itu pada suamimu!""Bagaimana kalau kamu lari setelah mengetahui siapa orang tuamu?" Priska Sutedja melolot."Itu tidak akan terjadi. Uang dengan jumlah seperti itu hanya recehan bagi Kevin. Aku akan segera menikah dengan Kevin, dan dia sudah mempercayakan kekayaan puluhan triliun kepadaku. Kehilangan uang di koper itu." Windy menunjuk ke luar. "Bukan masalah bagiku.""Tapi, kalian pernah menipuku. Suamimu juga. Jadi, wajar kalau aku tidak mempercayai kalian." Walaupun ingatan Windy tentang penipuan yang dilakukan Lucky yang menyerahkan dia kepada Priska di kapal saat di pulau, tidak ada dalam ingatan Windy, tapi, dia sempat mendapatkan bocoran dari Yana yang entah kenapa, sempat mendapatkan cerita itu

Pria itu masuk dengan membawa senjata api sehingga membuat orang-orang yang berada dalam gudang ini langsung mengeluarkan ekspresi kaget."Lepaskan dia! Lepaskan Windy!" kata pria itu kemudian dia menatap ke arah Windy. "Aku datang untuk menolongmu."Sebenarnya bukan orang ini yang diharapkan Windy untuk menolongnya. Tapi demi terhindar dari malapetaka rencana pemerkosaan yang akan dilakukan oleh Johnny dan anak buahnya maka Windy pun menerima dengan penuh syukur akan kedatangan pria ini. "Terima kasih, Lucky."Dengan senjata api genggam yang teracung, Lucky mendekati posisi Windy.Selangkah demi selangkah Lucky terus mendekati posisi Windy."Apa yang kamu lakukan ini, Lucky? Apa kamu belum cukup puas melihat Lisa menderita karena kamu memutuskan hubungan dengannya dan sekarang kamu ingin menyelamatkan Windy? Apa yang kamu pikirkan, Lucky!"Priska mengecam Lucky."Sejak dulu aku cuma mencintai Windy! Aku sempat tertipu oleh Lisa. Tapi Lisa sendiri yang membongkar kebusukannya sehingga

"Bagaimana dengan Nora? panggil dia kemari." Windy menatap Fandi dan Fandy mengangguk.Fandy mengangguk. Kemudian dia masuk ke dalam kamar tapi kalau saja Windy mengikuti masuk ke dalam kamar, dia pasti akan terkejut karena kamar yang dimasuki Fandy Ini adalah kamar kosong tidak ada seorangpun di dalam kamar ini.Di dalam kamar ini, ada gelas minuman dan juga dispenser minuman. Fandy mengeluarkan sesuatu dari saku bajunya kemudian dia mengambil air minum dari dispenser minuman.Dia membuka satu sachet yang diambil dari saku bajunya kemudian dia mencampurkan isinya ke dalam minuman itu. Setelah itu, dia memberikan orange juice ke dalam Minuman itu.Dia mengambil gelas kedua, mengambil air minum, juga memberikan orange juice ke dalam Minuman kedua itu tetapi dia tidak mencampurkan sesuatu yang diambil dari saku bajunya ke dalam minuman kedua.Setelah itu, dia menaruh minuman yang dicampurkan sesuatu itu di tangan kanannya sementara tangan kirinya dia mengambil minuman orange juice jus m