"Kamu sengaja datang untuk menjemputku ya?""Nggak juga, aku cuma kebetulan lewat," sahut Jacob.Tamara mengatupkan bibir, jelas-jelas tidak percaya."Serius. Setelah aku antar kamu pulang semalam, aku sadar rumah kita searah. Makanya, aku lewat sini pagi ini." Jacob menjelaskan dengan sungguh-sungguh.Tamara menoleh melihatnya. Hari ini Jacob mengenakan setelan jas hitam, bahkan memakai parfum. Jelas sekali dia berpakaian dengan sangat rapi."Kak Jacob, aku ingin bicara terus terang," kata Tamara."Kalau bukan sesuatu yang ingin kudengar, lebih baik jangan dikatakan," sahut Jacob.Tamara menatapnya, lalu menghela napas pelan dan tetap berucap, "Kamu orang pintar, pasti tahu apa yang kupikirkan. Jadi, kita nggak perlu bertele-tele.""Kamu sudah pisah dengan dia?" Jacob tiba-tiba bertanya.Tamara terdiam sejenak. "Ya ... sudah."Sebenarnya mereka sudah bercerai dan ke depannya tidak akan ada kaitan lagi."Kalau begitu, aku punya kesempatan," ujar Jacob.Tamara sungguh kehabisan kata-kat
Read more