All Chapters of Si Hebat Jack Morland : Chapter 131 - Chapter 140

Sopir yang masih begitu sangat muda itu tentu saja justru semakin tak percaya pada apa yang dikatakan oleh Lily. Menurutnya gadis itu bisa saja memang memiliki foto dengan Tuan Muda Morland yang sedang muncul di berita-berita itu. Namun, dia yakin foto yang dimiliki oleh gadis itu sudah pasti palsu.Dia juga masih muda dan tahu bagaimana gadis muda menggunakan segala cara untuk melakukan apa saja demi memikat seorang pemuda tampan dan kaya seperti tuan muda kaya raya itu. Sehingga dia pikir penumpangnya itu hanya merupakan seorang penggemar gila yang suka berhalusinasi.Akan tetapi, sang sopir bernama Gilian itu tidak mungkin menunjukkan rasa tidak percaya pada sang penumpang, sehingga dia pun mengangguk cepat, "Ya, Nona. Saya percaya. Hanya saja ...."Lily tersenyum puas tapi kemudian mengernyit tidak suka, "Hanya saja apa?""Mengapa Anda bisa putus dengannya?" Pertanyaan itu diajukan oleh Gilian hanya karena dia ingin dianggap mempercayai ucapan gadis i

Lily hampir saja mengangkat tangannya untuk menampar Tobias.Kata-kata pemuda itu terlalu menyakitkan untuknya bahkan bisa dikatakan terlalu kasar untuk seorang pemuda yang pernah menjadi kekasihnya.Namun, dia tidak bisa membantah ucapan Tobias karena memang ada sebagian kebenaran dalam kata-kata itu.Lily begitu benci mengakui fakta itu namun nyatanya dia memang memerlukan Jack Morland.Saat Tobias melihat gadis itu yang terdiam saja dan tidak membantah ucapannya, dia pun segera tertawa mengejek."Uh, ternyata memang benar ya. Kau pasti ingin menggunakan kekayaan Jack dan juga namanya yang sedang naik daun untuk memulihkan kondisi ekonomi keluargamu. Wah, kau memang sangat licik sekali ya!" Tobias berkata dengan nada meremehkan.Pemuda itu kemudian menyeringai lalu menambahkan, "Saat dulu kau masih bersamanya dengan kondisinya yang masih sangat miskin, kau meninggalkan dia dengan alasan tak bisa berpacaran dengan pemuda miskin karena kau t

Jack terlihat begitu bingung. Gideon yang melihat ekspresi sang tuan muda itu pun berkata, "Ada apa, Tuan Muda?""Apa ada sesuatu yang salah?" Gideon bertanya lagi.Jack menggelengkan kepala, "Kupikir masalah pertunangan ini hanya diketahui oleh kakekku dan aku saja. Tapi ... jika ternyata kakek juga bercerita kepadamu, bisa dipastikan bila dia memang menginginkan aku segera melakukannya."Gideon sontak merasa bersalah karena telah membuat pemuda itu terlihat berpikir serius. "Saya mohon maaf atas ketidaknyamanan yang Anda rasakan, Tuan Muda.""Oh, ini bukan salahmu. Aku berkata seperti itu tadi bukan bermaksud untuk menyalahkan kamu, Gideon. Aku hanya sedikit terkejut dengan apa yang dilakukan oleh kakek. Tapi tentu saja tak ada alasan bagiku untuk menolak ataupun membantah perintahnya," Jack menjelaskan dengan nada yang cukup serius.Gideon menghela napas lega. Dia kini bisa sedikit lebih tenang karena sang tuan muda tidak menyalahkan dirinya."Lalu, apa Anda akan segera benar-benar

Esok paginya, semua karyawan mulai berpikir dua kali ketika ingin datang terlambat sehingga semua karyawan itu menjadi lebih rajin daripada biasanya.Hal ini terutama terjadi di bagian divisi umum, sebuah di divisi di mana Jack Morland sebelumnya pernah menjadi karyawan magang di sana. Eve, Melysa dan beberapa karyawan lain yang masih belum bisa menerima kenyataan itu kini terlihat terdiam di tempat duduk mereka masing-masing.Eve bergumam pelan, "Astaga, aku masih sulit mempercayai kebodohanku selama ini. Bagaimana bisa aku tak menyadari jika nama belakang Jack itu, 'M' adalah singkatan dari Morland. Mengapa aku malah mengira jika itu adalah singkatan dari Miles?"Melysa juga sama pusingnya seperti Eve, wanita itu tak henti-henti menepuk kepalanya sendiri karena merasa sudah bertindak bodoh."Aku bahkan masih berpikir jika ini adalah mimpi Tapi sayangnya mimpi ini terlalu begitu nyata sampai ketika aku bangun pun ternyata keadaannya masih seperti ini. Jack, si mahasiswa magang yang

Annelisse menghela napas frustrasi. "Jack, ini bukan tentang kemampuan mereka. Ini tentang karakter mereka. Anda tidak bisa mengabaikan hal-hal buruk yang telah mereka lakukan hanya karena mereka memiliki keterampilan yang berharga bagi perusahaan. Itu tidak etis dan tidak adil bagi kita semua yang bekerja keras dan memiliki karakter yang baik."Jack memikirkan kata-kata Annelisse. Dia ada benarnya, tapi dia tidak bisa sepenuhnya mengabaikan potensi Eve dan Melysa untuk berkontribusi pada perusahaan. "Aku mengerti apa yang kau katakan, Annelisse. Tapi aku benar-benar percaya bahwa orang bisa berubah. Dan jika mereka menunjukkan penyesalan yang tulus dan bekerja keras untuk membuktikan diri, mereka layak mendapatkan kesempatan kedua."Annelisse menggelengkan kepalanya, raut kekecewaan terlihat di wajahnya. "Aku tidak percaya kau berpikir seperti itu, Jack. Kau seharusnya menjadi seorang pemimpin, dan pemimpin seharusnya memiliki integritas dan membuat keputusan yang etis. Keputusan i