Merasa bila kemungkinan besar Jack meragukan kemampuannya, Edward segera berkata lagi, "Oh, jangan khawatir! Aku tahu banyak sekali keluarga kaya, termasuk anak-anaknya."
Jack menggelengkan kepala, menatap temannya itu dan berkata, "Aku tidak meragukan hal itu."
Jose sudah tidak tahan lagi dan kembali berujar, "Siapa dia? Apa kau sudah pernah bertemu dengannya? Ini bukan seperti sebuah perjodohan. Iya, kan?"
Jack menghela napas panjang dan menjawab, "Ya, ini bukan perjodohan. Aku sudah mengenalnya dan kalian berdua pun juga sudah mengenal gadis itu."
Jose mengernyit heran, sementara Edward yang bisa lebih berpikir cepat tiba-tiba memutar arah pandangnya dan berkata, "Tidak mungkin dia, kan?"
Jose yang bingung langsung menanggapi, "Apa maksudmu, Ed? Dia siapa?"
Edward memberikan tatapan heran pada Jose yang dengan bodohnya tidak bisa menangkap tanda-tanda yang telah diberikan oleh Jack. Pemuda itu tampak benar-benar tidak bisa menebaknya.
Lily hampir saja mengangkat tangannya untuk menampar Tobias.Kata-kata pemuda itu terlalu menyakitkan untuknya bahkan bisa dikatakan terlalu kasar untuk seorang pemuda yang pernah menjadi kekasihnya.Namun, dia tidak bisa membantah ucapan Tobias karena memang ada sebagian kebenaran dalam kata-kata itu.Lily begitu benci mengakui fakta itu namun nyatanya dia memang memerlukan Jack Morland.Saat Tobias melihat gadis itu yang terdiam saja dan tidak membantah ucapannya, dia pun segera tertawa mengejek."Uh, ternyata memang benar ya. Kau pasti ingin menggunakan kekayaan Jack dan juga namanya yang sedang naik daun untuk memulihkan kondisi ekonomi keluargamu. Wah, kau memang sangat licik sekali ya!" Tobias berkata dengan nada meremehkan.Pemuda itu kemudian menyeringai lalu menambahkan, "Saat dulu kau masih bersamanya dengan kondisinya yang masih sangat miskin, kau meninggalkan dia dengan alasan tak bisa berpacaran dengan pemuda miskin karena kau t
Merasa bila kemungkinan besar Jack meragukan kemampuannya, Edward segera berkata lagi, "Oh, jangan khawatir! Aku tahu banyak sekali keluarga kaya, termasuk anak-anaknya."Jack menggelengkan kepala, menatap temannya itu dan berkata, "Aku tidak meragukan hal itu."Jose sudah tidak tahan lagi dan kembali berujar, "Siapa dia? Apa kau sudah pernah bertemu dengannya? Ini bukan seperti sebuah perjodohan. Iya, kan?"Jack menghela napas panjang dan menjawab, "Ya, ini bukan perjodohan. Aku sudah mengenalnya dan kalian berdua pun juga sudah mengenal gadis itu."Jose mengernyit heran, sementara Edward yang bisa lebih berpikir cepat tiba-tiba memutar arah pandangnya dan berkata, "Tidak mungkin dia, kan?"Jose yang bingung langsung menanggapi, "Apa maksudmu, Ed? Dia siapa?"Edward memberikan tatapan heran pada Jose yang dengan bodohnya tidak bisa menangkap tanda-tanda yang telah diberikan oleh Jack. Pemuda itu tampak benar-benar tidak bisa menebaknya.
Sopir yang masih begitu sangat muda itu tentu saja justru semakin tak percaya pada apa yang dikatakan oleh Lily. Menurutnya gadis itu bisa saja memang memiliki foto dengan Tuan Muda Morland yang sedang muncul di berita-berita itu. Namun, dia yakin foto yang dimiliki oleh gadis itu sudah pasti palsu.Dia juga masih muda dan tahu bagaimana gadis muda menggunakan segala cara untuk melakukan apa saja demi memikat seorang pemuda tampan dan kaya seperti tuan muda kaya raya itu. Sehingga dia pikir penumpangnya itu hanya merupakan seorang penggemar gila yang suka berhalusinasi.Akan tetapi, sang sopir bernama Gilian itu tidak mungkin menunjukkan rasa tidak percaya pada sang penumpang, sehingga dia pun mengangguk cepat, "Ya, Nona. Saya percaya. Hanya saja ...."Lily tersenyum puas tapi kemudian mengernyit tidak suka, "Hanya saja apa?""Mengapa Anda bisa putus dengannya?" Pertanyaan itu diajukan oleh Gilian hanya karena dia ingin dianggap mempercayai ucapan gadis i
Tidak bisa. Tobias bertekad akan membuat Jack memaafkannya. Namun, untuk hal itu, dia perlu memikirkan sebuah rencana.Maka, pemuda itu memilih untuk meninggalkan daerah itu dan segera menuju ke bagian kantin guna menjernihkan otak. Dia memesan kopi dan berdiam di salah satu sudut kantin dengan kepala dipenuhi oleh berbagai ide.Sementara itu, di Restoran Luxen, tepatnya di bagian lantai bawah dekat dengan penerima tamu, di mana terdapat layar berukuran besar di sana, banyak sekali karyawan yang sedang berkumpul di sana yang menyiarkan berita secara langsung di sebuah stasiun televisi.Hanna Morris bahkan juga ikut menonton bersama dengan Matthew Flint. Mereka duduk di dekat kursi resepsionis."Pak, saya tahu saya memang benar. Namun, mengetahui hal itu diumumkan secara resmi seperti ini ternyata membuat saya lega," Hanna berkomentar.Matthew mengangguk setuju, "Meskipun sulit dipercaya tapi ... begitulah faktanya. Aku sungguh merasa beruntung, Hanna."Hanna menoleh pada sang bos, "Be
"Tentu saja, kenapa tidak? Aku juga berasal dari keluarga terhormat seperti dia," Tobias menjawab dengan penuh percaya diri.Annelisse manggut-manggut, masih dengan menahan senyumnya dia berkata, "Tapi, sepertinya dia yang tidak mau berteman denganmu, Tuan Muda Gray."Tobias malah menyeringai mendengar hal itu, "Jangan berbicara omong kosong, Nona Goldman. Dia tidak mungkin tidak mau berteman denganku. Aku pewaris Gray Mall. Kami-"Annelisse menguap, membuat Tobias kesal menatap gadis itu. Astaga, bagaimana bisa dia jatuh cinta pada gadis yang tidak memiliki etika seperti Annelisse? Dia rasa dia sudah gila.Salah satu teman Jack, yang tidak Tobias tahu namanya berkata, "Kau sepertinya tidak melihat berita di internet ya, Tuan Muda Gray?"Tobias Gray menaikkan alis, tampak bingung."Kalau kau sudah melihat berita tentang Tuan Muda Morland di internet, aku yakin kau pasti langsung mengerti kalau sangat tidak mungkin dia mau berteman denganmu. Apalagi, setelah mengingat semua yang perna
Akan tetapi, Eve tidak membalas ucapan Melysa. Wanita itu hanya terlalu kaget sampai tak mampu berpikir untuk sekedar memberi tanggapan, meskipun hanya sepatah dua kata saja."Eve, apa yang harus kita lakukan? Bagaimana kalau kita nanti dipecat?" Melysa merengek. Wanita itu sudah terlihat pucat karena ketakutan."Oh, andai aku tahu, aku tak mungkin berani mengganggunya. Apa yang sudah aku lakukan?" Melysa yang sudah lemas itu pun merasa badannya merosot sampai dia terduduk di lantai.Beberapa orang terlihat tak peduli, tapi sebagian teman kerjanya yang berasal dari divisi umum terlihat mengerti akan apa yang sedang terjadi pada Melysa.Ini karena mereka pun juga sama cemasnya dengan Melysa. Pada intinya, siapapun yang pernah mengganggu Jack dulu, saat ini pasti sedang merasa sangat kacau dan gelisah.Melysa menggelengkan kepala lalu menampar mulutnya sendiri dengan agak kera, "Dasar bodoh kau, Melysa! Bagaimana bisa kau mengatakan hal-hal buruk itu?"Dia mendesah sedih dan mulai mena
Jack bukan tidak mau menjawabnya, hanya saja pertanyaan itu adalah pertanyaan yang rasanya tak perlu dijawab sehingga Jack memilih untuk mengabaikannnya.Sayangnya, sang wartawan tidak terima diabaikan. Dia berusaha melesat ke depan dengan mendorong pria di depannya. Akibat tindakan pria berkacamata tebal itu, beberapa orang terlihat hampir terjatuh.Namun, para pengawal dan security begitu cepat menangani hal itu sehingga kejadian itu tak sampai menjadi ricuh. Jack pun kembali diarahkan ke dalam dan dikawal oleh begitu banyak pengawal dengan George yang selalu berada di sampingnya.Sementara itu, para wartawan tak berhenti mengambil gambar dan merekam video sang pewaris tunggal yang telah membuat begitu banyak orang terkesima dengan karismanya.Gideon Miles yang sudah sampai terlebih dulu di Morland Group segera mendekati Jack dan membungkuk hormat sebelum kemudian berjalan di samping kanan Jack."Wah! Sangat tampan!""Bagaimana bisa
''Oh, Eric. Kau tidak perlu menyiapkan apapun. Pergilah ke sana dan temui dia lalu bicara kepadanya." Annelisse menatap sang kakak dengan tatapan bosan.Eric menggeleng tidak setuju, "Mana mungkin aku menemuinya tanpa membawa apapun. Apa kau sudah gila?"Annelisse mendesah pelan, "Eric, aku sangat mengenal Jack dengan baik. Dia bukan orang yang suka menerima hadiah. Dia malah akan berpikir kau sedang menyuapnya jika kau datang dengan hadiah."Eric terlihat bimbang, tapi Mary segera berujar, "Dengarkan saran adik perempuanmu. Dia pasti lebih tahu apa yang diinginkan oleh Jack."Vincent juga mengangguk setuju, "Aku juga menilai bila pemuda itu bukan pemuda yang haus akan kemewahan. Katakan saja niatmu dengan tulus, dia pasti akan mengerti."Eric pun menatap satu per satu anggota keluarganya dan akhirnya memutuskan, "Baiklah, aku akan datang ke sana tanpa membawa apapun.""Itu keputusan yang bagus, Kakakku yang tampan," Annelisse menanggapi sem
Tobias memandang kedua orangtuanya secara bergantian dan dia tahu sekarang bahwa beban itu ada di pundaknya.Hm, apa yang bisa aku lakukan sebagai anak tunggal mereka? Tobias berpikir dalam hati."Ya, Ibu. Aku akan mendekatinya demi perusahaan kita," Tobias mengangguk setuju karena dia tidak punya pilihan lain.Claudia tersenyum lebar kepada putranya, "Itulah anak laki-laki Ibu.""Kau benar-benar keturunan keluarga Gray." Raymond merasa lega karena putranya mau memikirkan perusahaan mereka."Lagipula, kau akan segera lulus dari universitas. Sudah saatnya kau belajar lebih serius tentang bisnis perusahaan kita," tambah Raymond.Claudia mengambil sendok kecilnya lagi dan mulai menyantap makanan penutupnya.Tobias sebenarnya sudah tidak berselera makan, tapi dia tidak mungkin meninggalkan ruang makan karena orang tuanya tidak mengizinkannya.Jadi, dia memaksakan diri untuk terus makan.Raymond kemudian berkata lagi, "Besok