Dengan langkah pelan, Amanda yang digandeng oleh Max pun berjalan menuju Gedung Konsulat Jendral Indonesia. Ia tak mau menoleh ke belakang, dimana mobil Kairo bersama dua orang bawahannya masih berada, menunggunya hingga benar-benar memasuki area gedung yang cukup aman. Walaupun sesungguhnya ingin sekali ia memutar kepala hanya untuk menatap wajah tampan itu sekali lagi. Karena setelah ini, Amanda tidak yakin akan bisa bertemu kembali dengan lelaki yang memiliki netra bagai awan badai kelabu itu lagi, meskipun Kairo berjanji akan mendapatkan cara untuk bertemu dengannya. Sekuat tenaga Amanda pun menahan isakan tangis yang membuat tenggorokannya terasa tercekat dan sakit. Ini aneh, dan juga bodoh. Tak seharusnya Amanda menangis, kan? Untuk apa dan mengapa dia menangis? Apa karena berpisah dengan Kairo?? Gilaa!!!! Seharusnya ia malah bersyukur telah lepas dari lelaki yang menyekapnya di dalam yacht, dan membuatnya hampir mati di tangan kapten Henry dan para sniper! Am
Terakhir Diperbarui : 2025-04-20 Baca selengkapnya