All Chapters of Gairah Liar Pembantu Lugu: Chapter 101 - Chapter 110

Serafina menarik napas dalam, senyum misterius masih melekat di wajahnya. "Alright, sweetie, let's get down to brass tacks before we dive into the juicy details," katanya dengan nada menggoda, matanya beralih dari Valdi ke Celine, lalu kembali ke Valdi."Kamu sudah dengar pesanku dari Kirana?" tanya Serafina, suaranya rendah namun penuh kontrol.Valdi mengangguk ringan. "Tentang endorsement?" balasnya dengan tenang.Serafina mengangkat alis dan tersenyum lebih lebar. "This long-term contract is all about that fat cash and getting mad famous! I'm gonna blow you up and make you a freakin' legend, sweetie," ucapnya dengan nada penuh percaya diri, seolah ia tak pernah mengalami penolakan sebelumnya.Valdi terkekeh pelan, menoleh ke arah Celine yang tersenyum tipis, mengetahui bahwa sepupunya ini bukan orang biasa. Valdi memiliki kekayaan yang jauh melampaui apa yang ditawarkan Serafina, bahk

Valdi masuk dengan lembut namun pasti, membiarkan Celine merasakan setiap inci dirinya. Napas Celine tertahan, kepalanya terlempar ke belakang saat tubuhnya merespons masuknya Valdi. Dia menggeliat sedikit, merasakan sensasi yang begitu dalam dan intens, tubuhnya menerima Valdi dengan hangat. Valdi mulai bergerak perlahan, memulai ritme baru di dalam Celine, sementara Serafina masih terkulai lemas di atasnya, tubuh mereka bertiga kini terhubung dalam pusaran gairah yang semakin liar dan tak terbendung.Serafina kini berbaring di sebelah Celine, napasnya masih belum sepenuhnya teratur setelah puncak kenikmatan sebelumnya. Celine, yang masih merasakan intensitas dari setiap gerakan Valdi, memutuskan untuk mengubah posisi mereka. Dengan lembut, dia merangkak di atas tubuh Serafina, menempatkan dirinya dalam posisi menungging, sementara Serafina memeluk tubuhnya erat, tangan mereka saling bertaut seolah ingin menyatukan setiap inci kulit mereka.

Keesokan harinya, meski tubuhnya diterpa keletihan setelah malam yang begitu panjang dan intens, Valdi tetap tampil dengan profesionalisme yang luar biasa. Pemotretan berjalan dengan lancar, dan meskipun matanya sedikit lelah, dia tak membiarkan hal itu mengganggu kinerjanya. Setiap pose yang ia lakukan di depan kamera tampak sempurna, gerakan tubuhnya tegas dan memikat, memperlihatkan mengapa ia berada di puncak industrinya.Serafina memperhatikan dari samping, kagum pada Valdi yang mampu menjaga fokusnya setelah malam sebelumnya yang begitu liar. Ada sesuatu yang lebih dari sekadar kekaguman profesional di matanya; Valdi tidak hanya membuat pemotretan berjalan mulus, tetapi juga menunjukkan ketenangan dan kontrol yang menegaskan kepribadiannya yang kuat. Serafina tersenyum kecil setiap kali Valdi berpose sempurna, menyadari bahwa ia telah menemukan lebih dari sekadar subjek kerja—ia menemukan seseo

"Ahhh... Valdi...!" desah Celine dengan suara patah-patah, tubuhnya bergetar hebat saat ia mencapai puncaknya. Gelombang kenikmatan meledak dari inti tubuhnya, menjalar ke setiap inci kulitnya, membuatnya menggeliat dalam ekstasi yang luar biasa. Matanya terpejam erat, bibirnya terbuka, erangannya memenuhi udara pagi yang segar. Tubuhnya gemetar di bawah sentuhan Valdi, sementara jantungnya berdetak cepat, seolah setiap sensasi terasa lebih kuat di bawah sinar matahari yang baru terbit.Valdi mendekap tubuh Celine erat-erat, membiarkan dirinya menjadi tempat bersandar bagi tubuh Celine yang masih bergetar hebat setelah puncak yang begitu intens. Napas mereka menyatu saat Valdi menunduk, bibirnya bertemu dengan bibir Celine dalam ciuman yang lambat namun penuh gairah. Lidah mereka saling bertemu, memperdalam keintiman di antara mereka di tengah keheningan pantai yang hanya diisi oleh suara ombak yang berdebur pelan.Saat Celine a

Setelah selesai merapikan pakaian, Valdi dan Celine keluar dari fitting room dengan tangan saling bergandengan, senyum-senyum kecil tak bisa mereka sembunyikan. Meski tidak ada yang menyadari apa yang baru saja terjadi, mereka berdua merasa seolah berbagi rahasia yang menyenangkan. Setelah membayar pakaian yang mereka pilih, mereka berdua akhirnya duduk di salah satu restoran di shopping mall itu.Di meja restoran, Celine merapatkan dirinya di samping Valdi, dengan tubuhnya yang mengunci lengan Valdi erat-erat. Dia memeluknya sambil meletakkan kepalanya di bahu Valdi, membuat mereka tampak seperti pasangan yang benar-benar tidak bisa dipisahkan."Gimana makannya mepet-mepet banget kayak gini?" tanya Valdi dengan nada bercanda, sambil melirik piring makanan mereka yang hampir tak tersentuh karena posisi Celine yang begitu dekat.Celine tertawa kecil. "Kan maunya elo biar nempel terus, kaya prangko," jawabnya,