Home / Romansa / Gairah Liar Pembantu Lugu / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Gairah Liar Pembantu Lugu: Chapter 81 - Chapter 90

91 Chapters

Bab 81

Valdi keluar dari ruang kerjanya dengan santai, kopi masih berada di tangan kanannya, sementara tangan kirinya menggenggam erat tangan Celine. Mereka berjalan bersama menuruni tangga, tapi sebelum turun ke lantai satu, Valdi mengarahkan langkahnya menuju ruangan Mayang, yang terlihat sedang fokus mengikuti kuliah online.Begitu mereka masuk, Mayang seketika bangkit dari kursinya, senyum cerah menghiasi wajahnya. Tanpa ragu, dia menghampiri Valdi dan memberikan ciuman lembut di bibirnya. "Pagi, Mas... mmmuahh," ucap Mayang dengan manja, suaranya penuh kehangatan.Valdi tersenyum, membalas sapaan hangat itu. "Pagi, Mayang," jawabnya, menikmati momen kecil ini.Mayang kemudian melirik ke arah layar laptopnya yang masih menampilkan sesi kuliah. "Mayang beresin kelas online dulu ya... mmmuahh," katanya sambil memberikan
last updateLast Updated : 2025-05-06
Read more

Bab 82

Valdi tak bisa menahan diri lagi. Ia menepuk kepalanya sendiri, berusaha menahan tawa namun akhirnya terkekeh kecil. "Hahaha... Maaf, Sarah, tapi itu lucu!" Valdi tak bisa menahan senyumannya lebih lama."Mas, jangan ketawain!" protes Sarah, mukanya merah karena malu dan sedikit kesal.Valdi masih tersenyum lebar. "Hahaha, aki-aki jaman sekarang makin liar aja. Lucu, Sarah, hahahaha," katanya, tertawa lebih lepas, meski dia tahu situasinya sebenarnya cukup serius.Sarah menghela napas, lalu ikut tersenyum tipis. "Mas...," ucapnya lembut, merasa lega bisa berbagi, meskipun Valdi menganggapnya lucu.Valdi menahan tawa, tapi rasa penasaran masih terukir di wajahnya. "Memangnya kamu nggak pernah fotoin?" tanyanya sambil menahan tawa yang hampir meledak.
last updateLast Updated : 2025-05-06
Read more

Bab 83

"Tenang aja, besok kita langsung beresin," ujar Valdi sambil menghabiskan minumannya dengan satu tegukan, terlihat santai namun jelas terfokus pada rencana yang sudah tersusun."Hmmm, Mala, kamu emang jago ngeracik, segelas aja udah kerasa loh," Valdi memuji, sambil tersenyum kecil ke arah Kamala.Di sampingnya, Sarah mendekat dan berbisik di telinga Valdi, "Mala ada maunya, Mas," suaranya terdengar nakal, dan membuat Valdi tersenyum lebih lebar.Valdi melirik Kamala dengan pandangan nakal, matanya menyiratkan rasa penasaran. "Emang mau apa?" tanyanya sambil melirik lebih tajam, tertarik dengan nada genit yang mulai muncul dari Kamala.Kamala tersenyum, tapi kali ini ada sorot mata genit yang berbeda, membuat suasana di antara mereka sedikit berubah. "Mas masih takut sam
last updateLast Updated : 2025-05-06
Read more

Bab 84

Kamala merasakan puncak kenikmatan mendekat. Ia perlahan mencabut batang kecilnya dari pantat Sarah dan mulai mengocoknya dengan cepat. Tubuhnya berguncang, dan dengan desahan yang semakin tinggi, ia mencapai puncak kenikmatan."Ahh, ah, ahhhhhh," erang Kamala, tubuhnya bergetar saat cairan spermanya memancar di punggung Sarah. Sensasi orgasme yang kuat membuat tubuhnya lemas, dan ia terkulai di samping Valdi, masih merasakan gelombang kenikmatan yang tersisa.Sarah, sudah berada di ambang kenikmatanpun, mulai menggeliat di atas tubuh Valdi. Ia menaik-turunkan pinggulnya dengan lebih kencang, merasakan gelombang kenikmatan yang semakin kuat."Mas... mhh, aku mau... shh…," desah Sarah, suaranya putus-putus, penuh gairah yang tak terbendung.Valdi, memahami tanda-ta
last updateLast Updated : 2025-05-07
Read more

Bab 85

"Mas... aku diapain tadi? Enak banget..." bisik Sarah, suaranya sedikit lemah namun dipenuhi kehangatan, sementara ia memeluk Valdi erat, bibirnya menggigit pelan bibir bawahnya, tatapannya penuh rasa puas yang bercampur keheranan.Valdi hanya tersenyum kecil, merasakan kepuasan dalam dirinya. Melihat Sarah merasakan sesuatu yang belum pernah ia alami seumur hidupnya membuat Valdi merasa puas, seolah misi pribadinya tercapai. "Rahasia, biar kamu nggak kabur dari Mas," jawab Valdi sambil tersenyum licik, matanya berkilat penuh godaan.Sarah menatapnya dengan ekspresi lembut, senyuman tipis masih ada di bibirnya, namun nada suaranya berubah pelan, lebih emosional. "Mas... aku yang takut ditinggal, Mas..." ucapnya lirih, matanya mulai berkaca-kaca. Ada ketakutan yang samar, perasaan takut kehilangan yang tiba-tib
last updateLast Updated : 2025-05-07
Read more

Bab 86

Keesokan harinya, Valdi, Sarah, dan Kamala sudah bersiap di hotel melati. Valdi dan Sarah berada di kamar sebelah, memantau situasi, sementara Kamala bersiap di kamar target, memainkan peran yang akan menjadi kunci dalam rencana mereka.Sejak pagi, Sarah telah mengirimkan beberapa pesan kepada Pak Bachtiar, menyamarkan perjalanannya ke Cirebon. Ia menjanjikan akan tiba di hotel sekitar jam 3 sore, memberikan kesan bahwa semuanya berjalan sesuai rencana yang diinginkan Pak Bachtiar. Namun, Pak Bachtiar baru bisa tiba di hotel setelah menutup tokonya, diperkirakan sekitar jam 5.30 sore.Di kamar target, Kamala bersiap dengan teliti. Hanya berbalut handuk yang dililitkan dengan longgar di tubuhnya, memperlihatkan belahan dadanya yang menggairahkan, dengan rambut yang masih basah seolah baru saja selesai mandi. Akting ini dirancang untuk membuat Pak Bachtiar lengah
last updateLast Updated : 2025-05-07
Read more

Bab 87

Pak Bachtiar, yang tadinya arogan, kini mulai gemetar. "T-tunggu... Kita bisa bicara baik-baik... tidak perlu melibatkan polisi," katanya dengan suara yang lebih rendah dan penuh ketakutan, merasa bahwa semua kendali kini berada di tangan Valdi.Valdi tetap menatapnya dengan tajam, memastikan Pak Bachtiar benar-benar mengerti bahwa ia tak akan ragu untuk mengambil tindakan lebih jauh jika diperlukan.Valdi dengan tenang mengeluarkan tasnya, membuka ritsletingnya, lalu mengeluarkan sebuah map tebal. Dengan gerakan mantap, ia menyimpan map tersebut di depan Pak Bachtiar yang kini semakin gelisah. Wajah Pak Bachtiar yang tadinya penuh arogan kini berubah tegang, merasa terperangkap dalam situasi yang tak pernah ia duga."Silakan kalau mau dibaca... lalu tanda tangan," kata Valdi dengan nada dingin namun tegas. Ia menat
last updateLast Updated : 2025-05-08
Read more

Bab 88

Seketika Kamala menarik tangan Valdi dengan lembut namun tegas, ia memberikan tatapan penuh arti. "Mandi dulu yuk, biar seger," katanya sambil tersenyum. Valdi, meski sedikit terkejut dengan inisiatif Kamala, mengikuti tanpa banyak berpikir. Sensasi kelelahan dari hari yang panjang tampaknya membuat ide mandi bersama terasa lebih menarik.Mereka masuk ke kamar mandi, disusul oleh Sarah yang mulai melepaskan pakaiannya satu per satu, memperlihatkan tubuhnya tanpa ragu. Matanya masih menyiratkan godaan, senyum tipis terus menghiasi bibirnya. Saat di kamar mandi tanpa banyak bicara, ia beralih membantu membuka pakaian Valdi, jemarinya bergerak lincah menanggalkan setiap helai kain yang masih melekat di tubuh pria itu.Air dari shower mulai mengalir ketika Kamala memutar keran. Suara gemericik air memenuhi ruangan
last updateLast Updated : 2025-05-08
Read more

Bab 89

Sarah bergabung dengan Kamala, berlutut di pinggul Valdi, berhadapan dengan Kamala. Dia menekan payudaranya pada payudara Kamala, meremasnya dengan erat, menciptakan kontak kulit yang lembut dan sensual. Sarah juga berkontribusi dengan air liurnya, membuat campuran yang menggairahkan di antara payudara mereka. Mereka menggesekkan payudara bersama, menciptakan 'vagina payudara' yang panas dan basah untuk batang Valdi.Valdi mengerang, mendorong pinggulnya ke arah mereka. Dia menyetubuhi payudara mereka dengan penuh gairah, daging keras dari batangnya meluncur di antara payudara mereka, menusuk jaringan sensitif. Kamala dan Sarah menikmati sensasi tambahan dari payudara dan puting yang tertekan erat bersama.Kamala, dengan inisiatif yang tak tertahankan, menarik payudaranya dari perkelahian sensual itu. Dia menurunkan mulutnya dengan penuh gairah ke batang Valdi yang terjepit di antara payudara Sarah. Sarah, dengan gerakan yang le
last updateLast Updated : 2025-05-08
Read more

Bab 90

Malam itu memang menjadi pengalaman yang tak terlupakan bagi Valdi—suatu malam yang benar-benar berbeda dari semua pengalaman bercintanya selama ini. Intensitas, keintiman, dan permainan antara Sarah dan Kamala tak hanya memikat tubuhnya, tetapi juga mengikat pikirannya. Valdi seakan terseret ke dalam pusaran gairah yang seolah tak pernah surut, bahkan saat malam berganti pagi.Namun, perjalanan pulang menuju Jakarta keesokan harinya ternyata tidak memberikan jeda yang diharapkan Valdi. Jika semalam sudah penuh dengan godaan dan kenikmatan, pagi dan siang di perjalanan ini seakan menjadi perpanjangan dari permainan mereka. Dalam mobil, Sarah dan Kamala tidak membiarkan suasana tenang. Bukan hanya hubungan fisik, namun keterikatan emosional dan seksual mereka semakin jelas, membuat Valdi tak bisa sepenuhnya berkonsentrasi pada jalan di depannya.Sambil memegang setir, Valdi mendesah panjang ketika merasa sesuatu yang lembut
last updateLast Updated : 2025-05-09
Read more
PREV
1
...
5678910
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status