Alexa menjadi tidak nyaman akibat tatapannya, hanya bisa mengangkat kepala dengan lemah bertatapan dengannya. Siapa sangka tepat pada detik ini, Varen tiba-tiba mengulurkan tangannya, dengan ringan menjepit dagunya, mengangkat kepalanya. Lalu kemudian, mendekatkan badannya secara perlahan, pergerakan yang lembut dan sikap yang hangat. Alexa melihat wajah Varen semakin besar di hadapannya, seluruh dirinya telah membeku. Dia menghentikan nafasnya, jantungnya berdetak kencang tak terkendali, bicara pun menjadi terbata-bata, “Tu… Tu… Tunggu, Ren!” “Hhmm?” Varen dengan datar menjawabnya sejenak, suaranya sedikit lebih rendah, pandangan matanya tetap terfokus. Hati Alexa bagaikan tergantung di tengah jurang, dalam hati berkata, “apa yang ingin dia lakukan? Kenapa mendekat seperti ini, bahkan wajah sudah hampir menempel bersama.”&
Last Updated : 2025-07-29 Read more