Semua Bab Tante, Menikahlah Dengan Papa Galakku!: Bab 111 - Bab 120

 Alexa lalu bangkit dari kasur dan berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diri, dia memandangi dirinya di kaca. Betapa bahagianya dia bisa memiliki Varen, pria yang selalu diidam-idamkan oleh banyak wanita termasuk Glara. Tiba-tiba ada suara ketukan pintu, Alexa mendengarnya dari dalam kamar mandi. Dia lalu mendongakkan kepalanya dari celah pintu, “Aku sudah selesai, biar aku saja yang buka!” Alexa merasa kesal, karena takut jika yang datang adalah Glara. Dia tidak mau Glara melihat dada bidang milik suaminya. Varen lalu masuk ke kamar mandi dengan perasaan bingung lantaran Alexa mengerucutkan bibirnya. Varen mendengar ada suara anak kecil yang sedang mengoceh, tentu saja itu suara dari Aerin. Dia pun merasa tenang karena Aerin akan menyelamatkannya dari amukan Alexa, padahal dia sendiri tidak tahu kenapa keluar dari kamar mandi wajah istrinya berubah. “Mama, malam ini aku mau tidur di

“Jam tangan ini tertinggal di kamar tempat saya menginap, meskipun kami melakukannya atas dasar cinta tapi setelah melakukannya dengan saya dia langsung meninggalkan saya kembali ke Jakarta bersama dengan wanita lain. Jika saja dia tidak merenggut keperawanan saya malam itu, saya akan merelakan pertunangan saya demi wanita itu. Tapi keadaan sudah seperti ini, kalau saya mundur apakah masih ada pria baik-baik yang akan menikahi saya?”Para netizen yang dari tadi menghujatnya kini berbalik menunjukkan rasa simpati kepadanya, mereka justru menghujat wanita yang disebutkan Glara.Glara melanjutkan ceritanya lagi, “Saya hanya gadis biasa, meskipun saya hidup di luar negeri tapi saya juga memiliki prinsip. Saya berharap malam pertama saya adalah untuk suami saya, saya bahagia melakukannya dengan Varen karena dalam bayangan saya, kami akan menikah. Tapi yang saya sesalkan kenapa dia malah pergi dengan wanita lain.”Alexa pun terdiam. Sayan

 “Glara, ternyata kamu masih belum sadar juga. Varen sudah bilang dia tidak mencintaimu dan tidak akan menikah lagi untuk yang ketiga kalinya. Walaupun aku berpisah dengan Varen, dia juga tidak akan menikah denganmu,” Alexa mulai menekankan setiap kalimat yang dia ucapkan, berharap Glara akan mengerti dan berhenti berbuat onar. Komentarpun kembali menyerang Glara, seperti tidak akan ada habisnya jika siaran langsung ini tidak berhenti. Varen melihat siaran langsung itu melalui layar computer, dia tersenyum gembira karena rencananya berhasil menjebak Alexa untuk mengakui statusnya. Varen tidak kalah liciknya dari Glara, dia justru mempergunakan kesempatan ini untuk memaksa Alexa mengaku di hadapan publik bahwa dia adalah istri Varen yang sekarang.  Tidak perlu memakai cara mamanya yang harus mengundang wartawan. Cara yang seperti ini jauh lebih elegan dan natural. Kini dia hanya tinggal menun

 “Benar-benar sekali menyayangi wanita, langsung tergila-gila olehnya.” Bayu sang sahabat langsung mengolok-ngolok dirinya. Bahkan menyuruhnya malam-malam untuk membeli perusahaan kecil seperti ini. Lalu dengan sengaja memindahkan beberapa pekerja potensial dari kantor utama, dengan cepat membangun perusahaan tekstile yang hampir bangkrut ini menjadi perusahaan baru. “Demi wanita, rela menghamburkan uang!” Bayu tidak henti-hentinya menyindir. Di saat Bayu masih asik dengan ocehannya, Varen sudah berdiri dari kursi dan tampak sudah berniat untuk pergi. Bayu bergegas mengikuti dan bertanya, “Lo mau ke mana?” “Terus, kalau tidak pergi, lo mau Alexa melihat gue ada di kantor ini.” “Yang di sini gue serahin sama lo untuk sementara waktu. Pastikan dalam waktu yang singkat, perusahaan bisa beroprasi

 “Pacarmu?” tanya pria yang sedang menjual kepiting. “Pacar apaan, suami ya? Anaknya bahkan sudah sebesar ini.”  “Kenapa baru dibawa ke sini? Kapan kamu menikah, kenapa tidak undang kami?” “Kamu pasti malu ya mengundang kami? Kelihatannya suamimu bukan orang biasa.” “Baru saja bibi akan memperkenalkanmu dengan keponakan bibi yang menjadi pengacara.” Mendengar para ibu-ibu pasar yang tidak berhenti mengoceh, Varen mengerutkan keningnya. Begitu juga dengan Alexa, dia bingung harus menjawab yang mana. Seperti dirinya tidak memiliki kesempatan untuk berbicara. Alexa tidak menyangka dirinya baru mengajak Varen sekali, masalahnya sudah sebesar ini. Ibu-ibu di pasar tidak henti-hentinya menanyakan ini dan itu. Pipinya merah seketika, merah seperti mau meledak. Dengan cepat dia mau menjelas