All Chapters of Tante, Menikahlah Dengan Papa Galakku!: Chapter 211 - Chapter 220

Hatinya sakit melihat orang yang dia cintai kehujanan di bawah sana, apalagi petir tidak hentinya menyambar. Alexa sedih melihat sesuatu yang tidak bisa dia gapai, seakan ada jurang pembatas antara dirinya dan Varen.Tanpa sadar dia mengelus perutnya, ‘Nak, bantu kuatkan Papa, ya!’ gumamnya di dalam hati, tidak terasa air mata sudah menetes di wajah cantiknya.Hingga pagi hari hujan masih rintik-rintik, tapi tubuh orang yang semalam berdiri di bawah hujan dan petir sudah ambruk ke tanah. Alexa yang semalaman menangis langsung bangun dan melihat ke bawah.Dia melihat kerumunan orang-orang sudah mengelilingi mobilnya. Apa yang terjadi di bawah sana?Alexa tidak bisa memikirkan hal lain lagi, dia langsung berlari menuju ke bawah sana. Benar saja, dia sudah melihat Varen tidak sadarkan diri. “Dia, dia suami saya! Tolong, bantu saya membawanya ke rumah sakit.” Alexa mendorong tubuhnya ke dalam kerumunan, dia langsung memeluk tubuh Varen yang dingin seperti mayat. Hingga Varen dibawa ke r

Kenapa Alexa tidak membuka jendelanya? Apakah dia baik-baik saja di dalam sana? Ke mana dia pergi? Berbagai macam pikiran berkecamuk di otaknya. Ingin sekali dia langsung menerobos masuk dan memeluk wanita itu.Dengan Langkah yang gontai sembari memegang perutnya, dia berjalan masuk ke dalam apartemen. Begitu tiba di depan pintu unit apartemennya, seorang petugas laundry yang biasa mengambil cucian di sekitar apartemen pun berkata, “Sepertinya Nona Alexa tidak ada di rumah, saya sudah pencet bel tapi tidak ada yang membuka pintu dari dalam.”Jantung Varen berdetak semakin kencang, seiring dengan perutnya yang tambah sakit. Dia lalu bertanya kepada beberapa tetangga yang lewat, katanya dia sudah keluar dari pagi. Tapi ke mana dia pergi? Apakah dia telah meninggalkan dirinya sendiri?Varen kembali turun, dia bertanya lagi kepada satpam penjaga apartemen, satpam bilang bahwa Alexa dari pagi belum kembali. Varen akhirnya memutuskan untuk menunggu.Di depan apartemen ada bangku kecil untuk

215. SEKARANG AKU YANG AKAN MENGHIDUPIMUHari ini adalah hari ulang tahun Alexa, Alexi sudah mempersiapkan kepulangannya dari jauh-jauh hari. Dia sibuk mengemasi barang-barangnya dari pagi, dibantu oleh pelayan pria yang dikirim langsung oleh Varen.Begitu dia melewati lorong rumah sakit, dia melihat seorang perawat yang selalu mencuri-curi pandang dan perhatian dari dirinya.“Hai, dengar-dengar kamu akan kembali ke Indonesia, benarkah? Apakah kamu akan kembali lagi?” cerca sang perawat sambil terus mengikuti langkah Alexi, meskipun Alexi terlihat tidak memperdulikan keberadaannya, tapi perawat itu tidak pernah mau menyerah.Pelayan yang berada di belakang mereka sembari membawa koper pun hanya bisa menggelengkan kepalanya. Pasalnya dia cukup tahu jika perawat ini selalu ingin merebut perhatian majikannya, tapi Alexi begitu tidak mudah didekati. Dia hanya memandang satu wanita dalam hidupnya, yaitu Alexa.Keadaan Alexi saat ini bisa dibilang sudah kembali seperti orang normal, namun d

Tiba-tiba dari belakang terdengar suara tepuk tangan riuh dan ucapan selamat ulang tahun, semua pelayan dan pekerja yang berada di rumah itu berkumpul menjadi satu. Meskipun sudah telat satu hari tidak masalah, karena majikan mereka baru kembali.Ellina kembali merangkul tubuh Alexa dan mengucapkan selamat ulang tahun untuknya, segala doa dia panjatkan untuk menantunya di dalam hati. Rama juga tidak mau kalah dan memberi ucapan selamat untuk menantu perempuannya.“Nyonya, maaf, hanya ini yang bisa kami berikan untukmu,” suara salah seorang perwakilan pelayan yang juga sedang membawa kue di tangannya.Tidak heran jika Alexa begitu dihormati dan disegani oleh para pelayannya, karena memang karakter Alexa yang baik hati dan tidak sombong. Dia tidak pernah sekalipun memandang rendah mereka, justru Alexa selalu mengajari mereka cara menghormati orang lain dari prilakunya.“Makanan sudah siap kan? Ayoo kita makan bersama.” Ellina mengarahkan mereka untuk masuk, Ellina juga mulai belajar mem

“Sayang, soal-soal ini adalah untuk mengetes kemampuanmu. Sejauh mana Aerin bisa menjawabnya, bukan untuk mama sayang.”Aerin mendengus kesal, “Mama seperti guru di sekolah, kata mereka sebentar lagi aku naik tingkat ke kelas satu. Jadi harus rajin menjawab soal.”Alexa sering bertanya pada guru-guru di sekolah tentang sikap Aerin. Hubungan sosial Aerin di sekolah sangat bagus, selalu berbagi makanan dan mainan kepada temannya. Dia juga suka membantu temannya, tidak egois juga tidak sombong. Karakter Aerin tidak bermasalah, hanya kenakalan kecil yang masih bisa ditoleransi.Pada saat yang sama, pelayan memanggil mereka untuk makan malam. Aerin berteriak memanggil Alexi, “Paman, ayo, kita makan!” Aerin melesat pergi ke ruang makan, tapi tangannya sudah ditahan oleh Varen, “Pergi cuci tangan dulu!”Mereka berempat mengelilingi meja makan, suasananya sangat hangat dan harmonis. Aerin yang paling banyak bicara, dari menceritakan hal menarik di sekolah, sampai kelebihan setiap guru saat me