“Kecilkan suaramu, jangan sampai membangunkan Olivia.” Terhadap adik iparnya yang arogan ini, Bayu terkadang kehabisan akal untuk melayaninya.Sore harinya setelah Oscar pulang, orang-orang yang ingin mengunjungi Olivia seakan tidak berhenti untuk datang. Kini giliran pasangan suami istri Varen dan Alexa, mereka kebetulan sedang melakukan pemeriksaan pada janin yang dikandungnya. Tidak hanya mereka berdua, Aerin juga turut serta.Pada saat mereka datang, Olivia sudah sadarkan diri. Melihat Alexa dan Varen datang dia begitu bersemangat dan tersenyum ke arahnya.“Maaf, Nona Alexa, Ren, sudah merepotkan kalian. Aku hanya demam biasa, tidak terlalu serius.” Terhadap Alexa, Olivia terkadang masih sedikit sungkan.Tapi dengan Varen, mereka dulu pernah akrab jadi memanggil nama juga masih wajar.“Tante, apakah di perutmu ada adik bayi seperti Mama?” Pertanyaa
Bayu tersenyum, “Apakah kamu marah?”“Apakah aku berhak marah? Jika aku marah, mungkin sudah dari dulu aku marah.”“Via, apapun yang terjadi ke depannya, percayalah padaku. Aku tahu ujian kita ke depan akan semakin sulit. Tapi aku yakin kita bisa melewatinya,” nada bicara Bayu perlahan menjadi lembut.“Semoga kamu adalah pria yang bisa dipercaya,” Olivia berkata dengan jujur.“Apakah ada hal lain lagi? Jika tidak, aku mau makan siang.”“Satu hal lagi,” ujar Bayu, tersenyum meski Olivia tidak bisa melihatnya. “Aku merindukanmu, nanti sore aku akan menjemputmu.”Kata ‘Merindukanmu’ membuat Olivia tersipu malu dan wajahnya sudah memerah.“Dokter Olivia, apakah di sekitarmu ada cermin?” Bayu tiba-tiba bertanya.
Olivia sangat marah dan kesal, lalu dia memukul dada Bayu. Pria itu tersenyum jahat ke arahnya, dengan tanpa malu dia meraih tangan Olivia dan meletakkan di bibirnya.“Istriku, kenapa kamu menggoda sekali? Mau menggoda juga bukan di sini tempatnya, tapi di rumah. Bisakah kita pulang sekarang?” Bayu tentu saja menginginkan hal yang lebih lagi, bagaimanapun juga dia adalah pria normal.“BAYU!!” Olivia hampir melompat karena terlalu marah.“Istriku, pesawat yang akan kamu tumpangi sudah akan lepas landas. Jika kamu masih di sini untuk menggodaku, maka pesawat bukanlah taxi yang bisa menunggumu melayani suami,” Bayu berkata dengan wajah tersenyum.Sepertinya, Olivia juga telah melupakan ucapan wanita di rumah sakit itu. Hatinya kembali berbunga-bunga dengan sikap Bayu yang selalu bisa membuatnya tersenyum.Olivia lalu membawa kopernya
Keesokan harinya Varen kembali ke kantor, tapi rasanya kakinya semua pegal dan tubuhnya terasa patah. “Ah, mungkin karena menggendong Alexa sepanjang jalan kenangan,” gerutunya.Dia lalu mencoba menghubungi Bayu, entah sudah berapa lama dia tidak bertemu dengan pria itu.“Di mana lo?” setelah Varen selesai berbicara, dia samar-samar mendengar suara siaran bandara melalui telepon.“Di bandara,” segera Bayu menjawab.“Untuk apa lo pergi ke bandara?” tanya Varen.“Mengejar wanitaku!” Setelah Bayu berbicara, dia akhirnya melihat sosok yang dia rindukan dan segera berkata pada Varen, “Gue, lagi sibuk. Bentar lagi gue balik kantor.”Setelah Bayu menutup telepon, dia melangkah maju dan berjalan cepat ke pos pemeriksaan keamanan. Pada saat itu, Olivia sedang berdiri tidak jauh
Pedagang kecil pun menganggukkan kepala.“Apa kamu tidak bisa berjualan sedikit lebih mahal?” Varen menghela nafas panjang, sambil menyodorkan uang 50.000 kepada pedagang kecil itu. “Kembaliannya simpan saja untukmu!” ucap Varen.Pedagang kecil itu merasa sangat gembira, dia berharap setiap hari bisa bertemu dengan pasangan seperti mereka lagi.Sementara Alexa pun berterima kasih pada Varen, “Berterima kasih untuk apa?” tanya Varen lagi.“Karena kamu mau membantu anak kecil tadi, jujur saja aku pun tidak percaya dengan mitos gelang pasangan. Tapi aku kasihan pada anak kecil itu, kamu bisa membayangkan anak sekecil itu harus berjuang untuk mencari nafkah.”“Hhmmm ... kenapa kamu tidak mendirikan yayasan sosial saja? Aku rasa istriku sangat berbakat dalam hal membantu orang lain.”&
231. GELANG PASANGAN“Pelan-pelan sedikit, sangat sakit,” Alexa berbicara dengan nada manja.“Maaf, aku terlalu khawatir. Mungkin uratnya keseleo, aku gendong kamu untuk pulang.” Varen lalu mengangkat tubuh Alexa dan membawanya ke dalam gendongannya, tangan Alexa terpaut pada lehernya. Lalu menempelkan kepalanya pada ceruk leher Varen, aroma maskulin yang menguar dari tubuh Varen membuat Alexa memejamkan matanya sesaat. Begitu melewati tubuh Kinan, Alexa mendongakkan kepalanya dan tersenyum mengejek.Kinan yang menyaksikan adegan ini sungguh merasa bukan hanya wajahnya saja yang ditampar tapi juga hatinya. Tangannya memegang satu dress yang bahannya sangat lembut, tanpa terasa dia sudah meremas dress itu hingga penuh dengan kerutan.Penjaga toko yang melihat ini, segera maju ke depan dan mengatakan, “Maaf, Nyonya, pakaian di toko kami semuanya produk mewah, jika sampai rusak harus gan