Anton terbangun di tempat asing. Cahaya putih redup menggantung di langit-langit, berkelip pelan. Ruangan itu kosong, kecuali ranjang lipat, wastafel kecil, dan cermin retak. Bau antiseptik tajam menusuk hidung.Dia bergerak perlahan. Setiap tarikan napas membuat rusuknya berteriak. Luka-luka di tubuhnya sudah dibersihkan dan diperban. Tapi bukan itu yang membuatnya gelisah—melainkan kenyataan bahwa seseorang telah menyelamatkannya, tapi tidak membawanya pulang ke markas.Pintu terbuka. Sosok mungil masuk, mengenakan hoodie hitam dan masker. Langkahnya ringan, nyaris tanpa suara.“Lo sadar lebih cepat dari dugaan,” suara perempuan. Familiar.Anton memicingkan mata. “Rina?”Perempuan itu membuka maskernya. Bukan Rina. Tapi mirip.“Nama gue Ayra,” katanya. “Gue kerja buat mereka. Tapi sekarang... gue gak yakin gue masih tahu siapa mereka.”Anton bangkit duduk, meringis menahan sakit. “Mereka siapa?”Ayra menatapnya lama. “Bayangan. Jaringan yang lo kira lo lawan dari luar... padahal lo
Dernière mise à jour : 2025-05-08 Read More