All Chapters of Gairah Cinta Sang Dewa Perang: Chapter 121 - Chapter 130

“Tidak salah, tapi lebih tepatnya karena luka-luka ditubuhku akibat gesekan dengan dinding jurang yang tajam, perutku bahkan sempat tertusuk dinding yang runcing,” Kai mengangkat pakainnya untuk menunjukkan perban di perutnya.“Itu pasti menyakitkan…” Lana sudah akan menangis lagi.“Tadinya iya, tapi setelah melihatmu hidup dengan baik di sini, bahkan tetap cantik, itu membuat semua rasa sakit dan lelahku lenyap begitu saja.”“Hah, kata-kata seperti itu lagi.”“Aku serius. Keinginanku untuk menikahi dan memilikimu jauh lebih besar dari apa pun. Aku sama sekali tidak ingin melewatkan hal membahagiakan itu dalam hidupku.”Lana tidak dapat membendung air matanya lagi, napasnya tersenggal menahan kesedihan setelah mendengar perjuangan Kai demi bisa kembali ke sisinya.“Terima kasih,” Lana menghambur ke dalam pelukan Kai.“Terima kasih karena telah bertahan dan kembali,” lanjutnya.Mata tajam Kai menatap Lana dengan sorot mata teduh. Pria itu menelan salivanya berat sebelum kembali berbicar

“Paling lambat minggu depan mereka sudah akan menikah.”Mereka mengangguk setuju. Berharap kehamilan Lana tidak akan mengganggu kinerjanya selama masa uji coba.*** “Bagaimana?” tanya Lana dengan suara bergetar dan kegugupan yang luar biasa.“Mereka setuju, dengan syarat—”“Syarat apa? Katakan,” sahutnya lagi tak sabaran.“Para tetua dan pejabat kerajaan setuju tuan putri menjadi penerus Estrela dengan syarat masa uji coba selama setahun. Setelah itu mereka akan mengevaluasi ulang apakah tuan putri benar-benar layak untuk menjadi pemimpin Estrela atau tidak,” lanjut Victor lagi.“Setahun, ya… kurasa itu cukup untuk membuktikan bahwa diriku layak,” Lana mengangguk setuju.Adrenalinnya meningkat. Merasa tertantang.“Kau yakin?” tanya Kai memastikan.“Kau percaya padaku?”“Aku selalu memercayaimu,” Kai tersenyum.Dia tidak pernah melihat Lana menjadi sosok yang penuh ambisi seperti ini.Bahkan sebelumnya dia tidak pernah berpikir kalau wanitanya itu berniat akan menjadi penerus kerajaan

“Tapi kau akan menikah dengan seorang pewaris Kerajaan Estrela. Jadi kau harus masuk ke dalam marga kami karena sesuai tradisi kerajaan yang selalu menganut pernikahan masuk,” jelas sang raja panjang lebar.“Tapi dia putraku, aku yang berhak memberinya nama belakang. Lagipula Klaine bisa menjadi nama tengahnya.”“Lana memiliki marga Klaine bukan Frost dari ayahnya, itu karena—”“Karena kutukan Jarek, bukan pernikahan masuk seperti yang anda maksud,” sahut Kai cepat.“Jadi kau berniat menentangku sekarang?”“Tidak. Tapi aku perlu melindungi keluargaku.”“Dia cucuku.”“Dan dia putraku,” lanjut Kai dengan suara dalam dan penuh penekanan.Raja Alastor menarik napas dalam. Merasa ini bukan saat yang tepat untuk berdebat dengan Kai yang baru saja menjadi seorang ayah, hingga sesaat kemudian dirinya teringat sesuatu yang tak kalah penting dari kelahiran cucunya itu.“Lana, di mana Lana? Bagaimana keadaannya?” wajahnya panik dan suaranya bergetar.“Dia sedang di dalam bersama Elsie.”“Apakah d

“Perempuan biasanya memiliki emosi yang kurang stabil dan itu akan memengaruhi dalam proses pengambilan keputusan.”“Kedengarannya terlalu mendiskriminasi, itu bukan sebuah alasan, melainkan opini yang tidak berdasar. Bukankah baik laki-laki maupun perempuan seharusnya mendapatkan hak dan kewajiban yang sama?” Lana balik bertanya dengan lembut namun penuh ketegasan.“Baiklah kalau begitu, bagaimana opini tuan putri jika perdagangan bebas antar Kerajaan Estrela dan Kerajaan Kalistar ditandatangani, apa dampak yang akan terjadi pada Estrela ke depannya?”“Apa?”Lana berpikir keras, Louise pernah mengajarinya tentang hal ini, dan sekarang dia harus menggali lagi ingatannya agar dapat menjawab pertanyaan semacam ini.‘Sial, beraninya mereka mengajukan pertanyaan tanpa aba-aba,’ batinnya kesal.Lana melirik ke arah Victor yang bergeser ke ujung dekat jendela. Pria itu bergerak seolah memberinya sebuah clue untuk menjawab. Lana menyipitkan mata lalu mengangguk, merasa bersyukur karena berhas

"Apakah kau bersedia?” lanjutnya tak sabaran.“Ya, aku bersedia.”Julian mengangkat tangan meninju udara, kebahagiaan seketika melingkupinya juga. Julian merasa kebahagiannya juga akan segera tiba. Menyusul kakak keduanya menjalin hubungan serius dalam ikrar sakral bernama pernikahan.Julian memeluk Layla erat sekali, dan dibalas dengan pelukan yang sama oleh gadis itu.“Lemparanmu bagus juga,” Kai menarik pinggang Lana mendekat sebelum berbisik di telinganya.“Aku juga ingin melihatnya menikah dan bahagia,” sahut Lana tanpa menoleh.“Menurutmu Julian orang yang tepat?”“Ya.”*** Lana baru saja membaringkan Ethan setelah bayi itu rewel beberapa saat lalu. Tangisnya kencang seperti tengah memberontak karena dijauhkan dari pesta pernikahan kedua orang tuanya. Ethan yang baru lahir beberapa minggu yang lalu itu tidak terlihat seperti bayi pada umumnya.Pertumbuhannya lebih cepat dari biasanya, membuat hati Lana tak tenang. Wanita itu takut orang-orang akan menyadari identitas putranya y