Ingatan Ridho perlahan mulai pulih. Efek pengobatan mulai terlihat sedikit demi sedikit.Sehari sebelum pernikahan, tiba-tiba dia menghentikan pekerjaannya, lalu menatapku lama sekali tanpa mengalihkan pandangan.“Lovina,” panggilnya pelan, suaranya terdengar agak ragu, “Belakangan ini … sepertinya aku mulai mengingat beberapa hal.”Nada suaranya mendadak menjadi serius, “Kotak musik yang pernah kukasih ke kamu, masih ada? Yang ada foto kita berdua di dalamnya.”Aku mendongak dan melihat harapan di matanya. Rasanya seperti ada yang menusuk hatiku.Kotak musik itu sudah lama menjadi abu, ikut terbakar bersama semua kenangan yang dulu pernah kusimpan.Aku memaksakan senyum, lalu menjawab pelan, “Nggak sengaja hilang.”Harapan dalam tatapannya langsung redup, tapi dia segera menenangkan diri, “Nggak apa-apa, kubelikan lagi untukmu nanti.”Aku tak menjawab, hanya menatapnya diam-diam.Tatapannya sudah tak lagi dingin seperti dulu, kini ada kelembutan dan juga rasa bersalah.Namun aku tahu,
Read more