Setelah itu, Dokter Arlo bangkit berdiri dan mengambil sehelai tisu yang terletak di atas meja.Aku sontak merasa malu sekaligus marah saat melihat Dokter Arlo menyeka tangan dan wajahnya yang berlumuran noda-noda yang sudah tidak asing lagi itu.Aku ini benar-benar wanita jalang. Aku sama sekali tidak bisa mengendalikan diri dan akhirnya mengotori wajah tampan dokter itu."Ma ... maaf, aku nggak bermaksud begitu," ujarku meminta maaf dengan suara pelan."Reaksi seperti itu normal kok. Buatku, kamu nggak lebih dari sekadar pasien," jawab Dokter Arlo dengan lembut. Aku pun merasa lebih tenang.Aku menurunkan kakiku, tetapi Dokter Arlo berkata, "Tetap angkat kakimu. Aku belum selesai memeriksa."Aku akhirnya terpaksa mengangkat kakiku yang satu lagi.Setelah mengelap tangan dan wajahnya, Dokter Arlo mengeluarkan ponselnya dan memfoto bagian sana.Saat melihat ekspresiku yang kebingungan, Dokter Arlo pun menjelaskan, "Punyamu terlalu lebat, aku nggak bisa melihat dengan jelas."Ya ampun,
Read more